Linggau Jadi Ibukota Sumsel Barat?, Simak Penjelasan Pengamat Politik!

LUBUKLINGGAU, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dari sekian banyak isu pemekaran daerah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), isu pemekaran Sumsel Barat, paling banyak dibicarakan di daerah ini.

Bahkan isu yang dimotori oleh Presidium Pemekaran Sumsel Barat itu, setidaknya berdasarkan informasi, sudah ada 8 (delapan) kabupaten/kota yang menyatakan kesediaan untuk bergabung.

BACA JUGA:2 Provinsi Baru Jika Provinsi Sumsel Dimekarkan

Antara lain, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kota Pagar Alam dan Kota Lubuklinggau.

Lalu, di manakah letak yang paling cocok Ibukota Provinsi Sumsel Barat, bila provinsi baru ini nyata terbentuk?.

BACA JUGA:Daftar 6 Calon Kabupaten Baru di Sumsel 2023, Tunggu Moratorium DOB Dicabut Langsung Sah!

Salah seorang pengamat politik, Eka Rahman mengatakan, berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Otoda dan PP No. 78 Tahun 2007, untuk memekarkan satu daerah adalah 3 persyaratan, yaitu persyaratan administratif, teknis, dan persyaratan fisik kewilayahan.

"Jika persyaratan tersebut telah terpenuhi, maka pemekaran Provinsi Sumsel dan pembentukan Provinsi Sumsel Barat adalah sebuah keniscayaan," kata Eka Rahman baru-baru ini, saat dibincangi Linggau Pos (Disway Network).

BACA JUGA:7 Kabupaten dengan Nama Terpanjang di Indonesia, 3 Diantaranya Ada di Sumsel!

Selain persyaratan diatas, sambungnya, kesepakatan kabuaten/kota yang ada untuk menyelesaikan berbagai isi provinsi baru juga penting, salah satunya terkait dimana nantinya ibukota provinsi.

"Karena setidaknya sampai saat tiga daerah yakni Lahat, Kota Pagar Alam dan Kota Lubuklinggau menyatakan kesiapannya,” tutur Eka Rahman.

BACA JUGA:Skenario Terbaru Pemekaran Sumsel, Bye-bye Linggau!

Lalu bagaimana peluang Kota Lubuklinggau untuk menjadi ibukota Provinsi Sumselbar nanti?. 

Eka Rahman menyebut, secara teknis tentu akan ada kajian secara terintegrasi menyangkut daerah mana yang paling potensial untuk menjadi ibukota, biasanya melalui studi kelayakan (feasibility study) dengan mempertimbangkan berbagai faktor. 

Sumber: