Strategi ini termasuk dengan menentukan pilihan kata, struktur kalimat, hingga cara menyampaikan solusi.
Format konten dan tingkat edukasi audiens Tidak semua audiens B2B memiliki waktu dan kebutuhan untuk membaca whitepaper sepanjang 20 halaman.
Di industri tertentu, beberapa audiens sudah merasa cukup tereduksi dan mendapat insight hanya dengan email ringkas berisi infografik.
Meskipun beberapa industri lain tetap membutuhkan konten edukatif yang mendalam seperti webinar atau e-book, pemilihan format konten ini patut dipertimbangkan dalam strategi B2B marketing.
Selain untuk preferensi visual, menyesuaikan format konten dapat berarti
menghormati bagaimana audiens belajar, menilai solusi, dan mengambil keputusan.
Menyusun Strategi B2B yang Adaptif dan Konsisten B2B marketing bergerak secara dinamis, satu hal yang pasti adalah strategi tersebut tidak bisa dijalankan secara seragam.
BACA JUGA:177 Mahasiswa UNMURA Resmi Dilepas untuk K2PL 2025, Ini Pesan Penting Rektor
Artinya, pemasaran harus bersifat adaptif, bukan hanya soal saluran atau format konten, tapi juga pendekatan taktis dan gaya komunikasi.
DI samping itu, bisnis harus tetap fleksibel dalam pelaksanaannya sembari menjaga konsistensi brand.
Bagaimana bisnis B2B dapat menyeimbangkan keduanya? Menentukan saluran berdasarkan karakter industri Setiap industri punya jalur komunikasi favoritnya sendiri.
Dalam merencanakan B2B marketing,
bisnis harus memahami dengan jelas platform yang dapat menjadi tempat klien untuk mencari informasi.
Sehingga bisnis juga dapat memfokuskan strategi pada platform yang relevan dengan industri target.
Fleksibilitas taktik Strategi yang berhasil di satu industri belum tentu ampuh di industri lain.
Maka dari itu, pendekatan taktis harus fleksibel, yang bisa dengan luwes berubah entah dari segi jenis konten,frekuensi kampanye, gaya komunikasi, hingga channel yang dipilih.