RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dalam beberapa hari terakhir menyebabkan ratusan hektare sawah di Kecamatan Tanah Abang terendam banjir.
Para petani kini menghadapi ancaman gagal panen akibat naiknya debit air Sungai Lematang sejak Senin malam (27/1/2025).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Ahmad Jhoni, SP MM, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengerahkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk memantau kondisi sawah yang terdampak.
"Sebagian masih bisa dipanen di beberapa lokasi, tetapi untuk area yang masih terendam banjir, kami telah meminta petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) mendata potensi gagal panen," ujar Ahmad Jhoni, Selasa (28/1/2025).
BACA JUGA:Respons Cepat! Perumda Tirta Musi Bantu Warga Pindahkan Meteran Air dalam Waktu Kurang dari Satu Jam
BACA JUGA:Jalinsum Lahat-Pagaralam Terancam Longsor Akibat Hujan Deras
Laporan dari petani dan petugas di lapangan menyebutkan bahwa sekitar 342 hektare lahan sawah kini tergenang, dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik.
Meski demikian, Dinas Pertanian PALI memastikan tetap berkoordinasi dengan petani dan petugas POPT untuk menentukan luas area yang terdampak secara pasti.
Pemerintah daerah juga tengah mengajukan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan guna membantu petani yang mengalami kerugian akibat banjir.
Menurut Ahmad Jhoni, padi lebak yang terendam kurang dari empat hari masih memiliki peluang untuk selamat.
BACA JUGA:Daftar 9 Bupati dan Wali Kota di Sumsel yang Tidak Akan Dilantik pada 6 Februari 2025
BACA JUGA:Jadwal Resmi Putusan Akhir Sidang Sengketa Pilkada 2024 Diumumkan Mahkamah Konstitusi
"Kami terus memantau perkembangan situasi ini. Seperti kejadian awal tahun 2024 lalu, sawah yang tergenang 1-2 hari masih bisa diselamatkan," tambahnya.
Sementara itu, laporan dari warga Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Tanah Abang, menyebutkan bahwa sawah di wilayah mereka telah terendam selama tiga hari, mengancam puluhan hektare lahan pertanian.
"Banyak padi milik warga yang ikut terendam, dan air terus naik hingga Selasa kemarin," ujar seorang warga.