RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Musim hujan telah tiba, dan ancaman virus seperti flu dan pilek mulai menghantui.
Batuk dan bersin di sekitar kita seolah tak terelakkan, membuat risiko penularan semakin tinggi.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), musim flu biasanya dimulai sejak Oktober dan mencapai puncaknya di bulan Februari, dengan aktivitas signifikan juga terjadi pada Desember, Januari, dan Maret.
Virus flu dan pilek menyebar melalui kontak langsung dengan penderita, menyentuh permukaan yang terkontaminasi, atau terpapar tetesan udara dari orang yang batuk atau bersin.
BACA JUGA:Hati-Hati! 3 Minuman Ini Bisa Membuat Anda Terlihat Lebih Tua, Ini Kata Dokter!
BACA JUGA:Sarapan Anti Penyakit Jantung, Dokter Ungkap Rahasia Makanannya yang Sederhana dan Murah
Virus ini sangat menyukai suhu dingin, yang melemahkan pertahanan alami tubuh kita di rongga hidung.
Saat udara dingin memperlambat aliran lendir, virus lebih mudah bertahan dan mencoba menembus lapisan pelindung tubuh.
“Rhinovirus, salah satu penyebab pilek, bahkan berkembang lebih baik di suhu dingin,” ungkap sebuah penelitian.
Aktivitas sel imun seperti fagosit juga menurun di suhu rendah, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
BACA JUGA:Rahasia Tidur Berkualitas, Tips Ampuh Hindari Risiko Penyakit Kronis dan Stres
BACA JUGA:Diet Sehat Bukan Hanya Bikin Langsing, Tapi Juga Bisa Kurangi Nyeri Kronis, Terutama untuk Wanita!
Dampak Buruk Virus Musim Dingin
CDC mencatat bahwa pilek biasa menjadi alasan utama anak-anak absen dari sekolah dan orang dewasa tidak masuk kerja.
Ketika virus berhasil masuk, sistem imun bekerja keras melawan infeksi.