Mengungkap Pesona Perumpamaan dan Teka-Teki yang Mengakar di Tanah Rencong

Kamis 21-11-2024,06:58 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

Sayangnya, modernisasi dan globalisasi mulai meminggirkan warisan sastra ini.

Anak-anak muda Aceh lebih akrab dengan permainan digital daripada duduk bersama mendengarkan hiem dari orang tua mereka.

Perumpamaan penuh makna ini juga perlahan memudar, tergantikan oleh bahasa yang lebih modern dan praktis.

BACA JUGA:Misteri Rumah Sakit Belanda di Pulau Rubiah, Aceh: Kisah Hantu dan Kengerian yang Menghantui

BACA JUGA:Kampus Unsyiah Aceh: Kisah Mistis di Balik Pendidikan Tinggi

Menjaga Warisan, Menghidupkan Identitas

Melestarikan sastra Aceh adalah tugas bersama, baik melalui pendidikan formal maupun kegiatan komunitas.

Menghidupkan kembali tradisi seperti hiem atau memperkenalkan perumpamaan Aceh ke platform digital dapat menjadi cara efektif agar kearifan lokal ini tetap hidup.

"Gadoh aneuk meupat jirat, gadoh hukom ngon adat hana pat tamita," ungkapan ini menegaskan pentingnya menjaga budaya sebagai identitas sebuah bangsa.

BACA JUGA:10 Makhluk Mitologi yang Dikenal di Aceh: Membongkar Legenda dan Ketakutan

BACA JUGA:Misteri Burong Tujoh: Legenda Kelompok Jin Jahat Di Aceh

Jangan sampai kita kehilangan akar budaya yang telah menjadi penopang nilai-nilai luhur masyarakat Aceh. **

Kategori :