Mitos yang Tak Berlandaskan Syariat
BACA JUGA:Suami Ditinggal Istri Tanpa Kabar Setelah 6 Hari Menikah
BACA JUGA:Viral 16 Tahun Bersemi Memadu Kasi, Sang Guru Akhirnya Menikahi Murid yang Memberi Bunga
Mitos bahwa menikah di bulan Maulid mendatangkan kesialan sebenarnya berasal dari keyakinan yang salah.
Dalam kitab Ghayatu Talkhishi Al-Murad min Fatawi ibn Ziyad, dijelaskan bahwa tidak ada larangan atau anjuran untuk menghindari pernikahan pada waktu-waktu tertentu, termasuk bulan Maulid.
Pandangan ini didukung oleh Imam Syafi'i yang menegaskan bahwa kepercayaan terhadap hari baik atau buruk tidak memiliki dasar dalam syariat, kecuali jika hanya Allah SWT yang dianggap berkuasa atas segala hal.
Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan tentang waktu yang baik atau buruk untuk menikah, termasuk di bulan Maulid, tidak memiliki tempat dalam ajaran Islam.
BACA JUGA:Legenda Asal Usul Pedang Naga Puspa dan Arya Kamandanu
Apa pun bulan atau harinya, selama niatnya baik dan akad pernikahan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan agama, pernikahan tersebut tetap sah dan diridhai Allah.
Bulan Maulid, Bulan Cinta Rasulullah
Bahkan, menikah di bulan Maulid dapat dianggap sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pernikahan adalah sunnah Rasulullah, dan melaksanakan sunnah beliau di bulan kelahirannya tentu dapat menjadi momen yang penuh berkah.
BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri Tradisi Tidong, Pasangan Menikah Dilarang Mandi Selama 3 Hari! Ada Apa?
BACA JUGA:Keberuntungan Laki-Laki Indonesia Menikahi Gadis Arab Kaya Raya: Potret Hidup Pak Haji di Arab Saudi
Tidak ada alasan untuk menghindari bulan ini, apalagi menganggapnya sebagai bulan yang membawa malapetaka.