Misteri Wabah Encephalitis Lethargica, Penyakit Tidur yang Membekukan Tubuh Setengah Juta Orang

Rabu 21-08-2024,08:58 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada periode 1917 hingga 1928, dunia dilanda oleh sebuah kondisi medis yang mengerikan dan menyerupai alur cerita film horor. 

Setengah juta orang menjadi korban dari penyakit yang dikenal dengan nama Encephalitis Lethargica (EL) atau penyakit tidur. 

Yang membuat penyakit ini begitu mengerikan adalah para korbannya yang, meski masih hidup dan sadar, tiba-tiba berada dalam kondisi beku, tubuh mereka seolah menjadi penjara bagi pikiran mereka sendiri.

Penyakit ini pertama kali muncul di Eropa dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, mencapai puncak epidemi di Amerika Utara, Eropa, dan India pada tahun 1919. 

BACA JUGA:Wat Saen Suk Hell Garden: Situs Makam Berbeda di Thailand

BACA JUGA:Asal-Usul dan Adat Istiadat Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat

Sekitar sepertiga dari mereka yang terkena penyakit ini meninggal dunia. 

Bagi para penyintas, hampir setengahnya kemudian tidak mampu berinteraksi secara fisik dengan dunia di sekitar mereka, meskipun mereka sepenuhnya sadar akan lingkungan mereka. 

Walaupun sesekali masih mampu berbicara terbatas, menggerakkan mata, atau bahkan tertawa, mereka umumnya tampak seperti patung hidup—benar-benar tak bergerak selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.

Penyebab dari penyakit ini masih menjadi misteri. 

BACA JUGA:Sejarah Keris Nogo Sosro Majapahit: Lambang Kekuasaan dan Mistis dari Masa Kejayaan

BACA JUGA:Mengingat Peran Para Habib dalam Perjuangan Kemerdekaan RI

Salah satu teori menyebutkan bahwa peradangan otak yang terjadi dipicu oleh strain langka dari bakteri streptokokus, yang juga menjadi penyebab banyak kasus sakit tenggorokan setiap tahunnya. 

Dugaan terkuat para ilmuwan adalah bahwa bakteri ini bermutasi, memprovokasi sistem kekebalan tubuh untuk menyerang otak, yang kemudian meninggalkan korbannya dalam keadaan tak berdaya.

Yang lebih membingungkan, penyakit ini tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa penjelasan, hanya muncul kembali secara sporadis, seperti di Eropa pada 1950-an atau di Tiongkok sepuluh tahun lalu ketika seorang gadis berusia 12 tahun dirawat di rumah sakit selama lima minggu akibat penyakit ini.

Kategori :