Guru SMP Nyaris Jadi Korban Pemerasan Foto Editan

Jumat 16-08-2024,07:35 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

"Karena kejadian itu, guru kami A jadi trauma. Dia tidak masuk kerja dan izin sakit," ungkap Neti Fatimah kepada awak media pada Kamis, 15 Agustus 2024.

BACA JUGA:Bhutan, Kisah Negeri Naga Petir yang Penuh Misteri

BACA JUGA:Kamchatka, Rusia: Playground Liar untuk Para Petualang

Menurut Neti, peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 9 Agustus 2024. Guru A menerima panggilan video dari nomor yang tidak dikenal, yang sempat ia abaikan. 

Namun, panggilan itu berulang kali dilakukan oleh pelaku yang mengaku sebagai anggota Polri. 

Akhirnya, guru A yang saat itu sedang beristirahat di rumahnya, mengangkat panggilan tersebut.

"Tapi menurutnya saat diangkat, tidak ada gambar siapa yang menelepon. Sehingga ia mematikan panggilan itu," jelas Neti.

BACA JUGA:Sat Reskrim Polres Empat Lawang Gelar Rekonstruksi Kasus Pembvnuhan Hendra Wijaya, 20 Reka Adegan Dilakukan

BACA JUGA:Dua Wanita Ditangkap, Modus Operandi Minta Tumpangan Berujung Perampokan

Tak lama setelah itu, guru A menerima telepon dari seseorang yang meminta uang sebesar Rp5 juta. 

Meskipun diancam akan menyebarkan fotonya jika tidak memenuhi permintaan, guru A menolak dan dengan tegas menantang pelaku untuk menyebarkan foto tersebut.

Pada Senin pagi, 12 Agustus 2024, grup WhatsApp kelas VII dan IX di SMP Negeri 1 Kayuagung mendapat kiriman foto editan yang memperlihatkan guru A dalam keadaan setengah telanjang dada bersama pria berseragam polisi. Foto tersebut dengan cepat menyebar luas.

Langkah Hukum dan Klarifikasi

BACA JUGA:Dua Tersangka Baru Ditahan atas Dugaan Korupsi di Dinas PMD Muba

BACA JUGA:Polisi Ringkus Seorang Tunawisma di Depan Kantor Walikota Lubuk Linggau

Guru A langsung mengklarifikasi bahwa foto tersebut bukan dirinya dan ia tidak pernah berfoto dalam keadaan seperti itu. 

Kategori :