BACA JUGA:Dampak Bom Atom Nagasaki: Titik Balik Menuju Kemerdekaan Indonesia
Walaupun kalah, Raja Kinda Hindi masih diberi kesempatan untuk menjalankan pemerintahan seperti biasa.
Hal ini karena tujuan serangan Raja Iskandar Zulkarnain bukanlah untuk menjajah, tetapi untuk menundukkan sebuah kerajaan serta menyebarkan dakwah Islam.
Ini dibuktikan ketika Raja Iskandar tetap memanggil Perdana Menteri untuk menasihati baginda dalam beberapa hal, termasuk rencana baginda untuk menikahkan Puteri Syahrul Bariyah dengan Raja Iskandar.
Puteri Syahrul Bariyah pada waktu itu adalah wanita tercantik di benua India.
BACA JUGA:Tun Fatimah, Srikandi Melayu yang Bermakam di Kampar
BACA JUGA:Jejak 500 Tahun Islam di Papua: Dari Raja Ampat Hingga Sultan Papua
Singkat cerita, akhirnya mereka berdua dinikahkan oleh Nabi Khidir.
Bahkan menurut riwayat ini, Nabi Khidir adalah orang yang bertanggung jawab sebagai perantara antara Puteri Syahrul Bariyah dan Raja Iskandar.
Nabi Khidir bertemu dengan Raja Iskandar dan menyampaikan hasrat Raja Kinda Hindi untuk menikahkan puterinya dengan Raja Iskandar.
Nabi Khidir menikahkan mereka berdua berdasarkan syariat Nabi Ibrahim A.S.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Borobudur, Candi Terbesar di Dunia, Ditanggalkan?
BACA JUGA:Kisah Kontribusi Raja Melayu-Sriwijaya Terhadap Pembangunan Biara di Universitas Nalanda
Mas kawin yang diberikan oleh Raja Iskandar untuk menikahi Puteri Syahrul Bariyah adalah sebesar 300.000 dinar emas.
Namun, kebahagiaan pernikahan mereka tidak bertahan lama karena Raja Iskandar kemudian mengembalikan Puteri Syahrul Bariyah kepada Raja Kinda Hindi untuk melanjutkan misi menakluk wilayah yang belum tunduk pada kekuasaannya.
Saat Raja Iskandar Zulkarnain meninggalkan istrinya, Puteri Syahrul Bariyah sedang hamil, tetapi hal ini tidak diketahui oleh baginda.