Panglima Batur akhirnya menyerah demi keluarganya.
Dia berangkat ke Muara Teweh bareng orang-orang kampungnya.
Tapi pas sampai sana, bukan perundingan yang dia dapat, melainkan dia ditangkap sebagai tawanan.
BACA JUGA:Tahiti, Surga yang Menyimpan Sejarah Kelam
Ini kejadian tanggal 24 Agustus 1905. Setelah dua minggu ditawan di Muara Teweh, dia diangkut pakai kapal ke Banjarmasin.
Di Banjarmasin, dia diarak keliling kota dan dibilangin kalau dia pemberontak keras kepala yang bakal dihukum mati.
Tanggal 15 September 1905, Panglima Batur digantung. Permintaan terakhirnya cuma minta dibacain Dua Kalimah Syahadat.
Dia dimakamkan di belakang masjid Jami Banjarmasin, tapi sejak 21 April 1958 jenazahnya dipindahin ke Kompleks Makam Pangeran Antasari di Kuburan Muslimin Banjarmasin.
BACA JUGA:5 Warisan Megah Sultan Iskandar Muda: Kejayaan Kesultanan Aceh yang Abadi
BACA JUGA:Masa Puncak Kejayaan Kesultanan Aceh di Bawah Sultan Iskandar Muda
Gila, ya, perjuangan dan pengorbanannya. Panglima Batur memang sosok yang luar biasa. **