Soekarno memperkenalkan konsep NASAKOM (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) sebagai upaya untuk menyatukan berbagai kekuatan politik di Indonesia.
Namun, upaya ini justru menimbulkan polarisasi ideologis yang tajam antara kelompok nasionalis, agama, dan komunis.
Ketegangan ini memuncak pada peristiwa G30S/PKI tahun 1965, yang diikuti oleh pembantaian massal terhadap anggota dan simpatisan PKI serta mereka yang dianggap berafiliasi dengan komunisme.
BACA JUGA:Kontroversi Robohnya Pasar Musi Jaya di Tebing Tinggi Memicu Pertanyaan Warga
4. Penindasan Oposisi dan Pembatasan Kebebasan
Dengan meningkatnya kekuasaan presiden, terjadi pula penindasan terhadap oposisi politik.
Kebebasan berekspresi dan berpendapat dibatasi, dan banyak tokoh oposisi serta aktivis yang ditangkap atau ditekan.
Tokoh-tokoh seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir, yang mengkritik kebijakan Soekarno, mengalami penindasan dan penahanan.
BACA JUGA:Menguak Kepribadian dari Pilihan Es Krim: Apa Kata Rasa Favoritmu tentang Dirimu?
5. Krisis Ekonomi
Kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin tidak berhasil membawa stabilitas dan kemakmuran.
Program pembangunan yang ambisius namun tidak terkelola dengan baik menyebabkan inflasi tinggi dan penurunan standar hidup.
Krisis ekonomi yang parah melanda Indonesia pada akhir 1960-an, dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi dan kesulitan mendapatkan barang-barang penting.
6. Peningkatan Peran Militer
Ketidakpuasan di kalangan militer terhadap kebijakan Soekarno dan pengaruh PKI mendorong militer untuk mencari cara menyeimbangkan kekuasaan.