Banyak dari wong Kalang yang telah memeluk agama Islam dan menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun demikian, banyak di antara mereka masih setia menjalankan upacara-upacara tradisional seperti Kalang Obong, Gegalungan, Gegrambekan, Nyayuti, dan lainnya.
Meskipun memerlukan biaya yang tidak sedikit, upacara-upacara ini dianggap penting untuk merangkul kembali anggota suku Kalang yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia.
BACA JUGA:Pemadaman Listrik 10 Jam di Kabupaten Empat Lawang Simak Berikut Penyebabnya
Ada juga orang Kalang yang memilih untuk mempertahankan identitas tradisional mereka.
Mereka masih menjaga adat istiadat, bahasa, dan seni budaya suku Kalang.
Mereka juga masih menghormati leluhur dan nenek moyang mereka dengan cara yang khas.
Salah satu contohnya adalah ritual Musik Sukanghaannya, yaitu musik yang dimainkan dengan alat musik bambu yang disebut Sukanghaan.
BACA JUGA:Kabar Terbaru Korban Perampokan Tragis Bendahara Samsat Empat Lawang Pasca operasi Kini Sudah Sadar
BACA JUGA:KOMPAK! Skuad Timnas Indonesia Tulis Pesan Solid untuk Pemain Naturalisasi
Musik ini dimainkan sebagai pengiring upacara Kalang Obong dan sebagai hiburan bagi masyarakat.
Suku Kalang memiliki pencaharian yang beragam, mulai dari petani, pedagang, pegawai negeri, hingga profesional.
Mereka juga mampu beradaptasi dan berakulturasi dengan masyarakat sekitar, baik Kalang maupun non-Kalang.
Kerjasama dan usaha mereka menjadi bukti bahwa harmoni dalam keberagaman dapat menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan bagi suatu komunitas.
BACA JUGA:Dramatis! Gol Penalti Gundogan di Injury Time Bantu Barcelona Menang Atas Las Palmas