Perubahan bunyi ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu, tempat, dan generasi.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Kabupaten Karanganyar Punya Destinasi Wisata Memukau dan Investasi yang Menggiurkan!
Salah satu perubahan bunyi yang terjadi adalah perubahan bunyi /n/ menjadi /m/ di awal kata.
Contoh lain dari perubahan bunyi ini adalah perubahan nama Ngruki menjadi Mgruki, Ngebel menjadi Mgebel, dan Nglipar menjadi Mlipar.
Nama Temanggung pertama kali muncul dalam Prasasti Gondosuli yang bertarikh 1185 Masehi.
Prasasti ini ditemukan di desa Gondosuli, kecamatan Bulu, Temanggung pada tahun 1979.
BACA JUGA:Terpesona dengan Keindahan Kabupaten Jepara, Jejak Kerajaan Demak dan Pangkalan Angkatan Lautnya!
Prasasti ini berisi tentang pemberian tanah kepada Bihara Gondosuli oleh raja Kertanegara, raja Singhasari yang terakhir.
Prasasti ini menunjukkan bahwa Temanggung masih menjadi wilayah kademangan yang penting dan makmur pada masa itu.
Nama Temanggung kemudian tetap dipertahankan hingga sekarang, meskipun mengalami beberapa perubahan status dan wilayah.
Temanggung pernah menjadi wilayah kabupaten di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, dan Yogyakarta.
BACA JUGA:Dibalik Pegunungan Kendeng, Ada Fakta Menarik Tentang Kabupaten Grobogan yang Harus Anda Ketahui!
Temanggung juga pernah menjadi wilayah swapraja di bawah kekuasaan Belanda dan Jepang.
Temanggung kemudian menjadi kabupaten otonom pada tahun 1950, setelah Indonesia merdeka.
Temanggung saat ini memiliki 20 kecamatan, 281 desa, dan 3 kelurahan, dengan luas wilayah 870,13 km2 dan jumlah penduduk 833.281 jiwa (data tahun 2020). (*)