Rakai Pikatan adalah raja Mataram Kuno yang bertahta pada abad ke-9 Masehi.
Ia adalah raja yang berhasil mengalahkan kerajaan Syailendra, kerajaan Buddha yang berpusat di Jawa Tengah dan memiliki pengaruh besar di Asia Tenggara.
Rakai Pikatan adalah raja yang cerdik dan berani, yang menggunakan strategi politik dan militer untuk mencapai tujuannya.
Rakai Pikatan adalah putra dari Rakai Garung, raja Mataram Kuno yang ahli dalam bangunan candi dan ilmu falak.
Rakai Garung bertahta pada tanggal 24 Januari 828 Masehi sampai dengan 22 Februari 847 Masehi.
Ia adalah raja yang membuat pranata mangsa, yaitu sistem penanggalan yang berdasarkan peredaran bulan dan bintang.
Pranata mangsa sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menentukan waktu yang baik untuk bercocok tanam, menikah, dan melakukan upacara adat.
Rakai Garung juga dikenal sebagai raja yang menolak permintaan raja Sriwijaya untuk membuat candi di wilayahnya, meskipun diancam dengan perang.
BACA JUGA:Pemalang Wonderland! Dari Pasir Pantai Hingga Puncak Gunung, Semua Ada
Rakai Pikatan menggantikan ayahnya sebagai raja Mataram Kuno pada tahun 847 Masehi.
Ia bermukim di Temanggung, tempat asalnya. Di sini, ia mendirikan beberapa candi dan prasasti yang menjadi saksi sejarah kejayaannya.
Salah satu prasasti yang dibuat oleh Rakai Pikatan adalah Prasasti Tlasri, yang bertarikh 850 Masehi.
Prasasti ini berisi tentang pemberian tanah kepada Bihara Pikatan oleh Rakai Pikatan.
Prasasti ini menunjukkan bahwa Rakai Pikatan adalah raja yang beragama Hindu dan menghormati leluhurnya.