Rakai Pikatan memiliki ambisi untuk menguasai wilayah Jawa Tengah, yang saat itu dikuasai oleh kerajaan Syailendra.
Kerajaan Syailendra adalah kerajaan Buddha yang berdiri sejak abad ke-8 Masehi.
Kerajaan ini memiliki kekuatan militer dan ekonomi yang besar, karena menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.
BACA JUGA:Inilah Kabupaten Tersembunyi di Jawa Tengah yang Meledakkan Potensi Ekonomi
Kerajaan ini juga terkenal sebagai pembangun candi-candi megah, seperti Borobudur, Prambanan, dan Sewu.
Namun, Rakai Pikatan tidak berani menyerang kerajaan Syailendra secara langsung, karena khawatir akan kalah.
Maka, ia membuat strategi dengan mengawini Dyah Pramudha Wardani, kakak dari raja Syailendra yang bernama Bala Putra Dewa.
Dengan demikian, Rakai Pikatan berharap dapat memiliki pengaruh kuat di kerajaan Syailendra dan mengubah agama rakyatnya dari Buddha menjadi Hindu.
Selain itu, Rakai Pikatan juga mengumpulkan kekuatan yang ada di wilayahnya, baik para prajurit maupun senapati.
Ia juga mengumpulkan biaya yang berasal dari upeti para demang. Upeti adalah pajak yang dibayar oleh demang kepada raja sebagai tanda penghormatan dan ketaatan.
Demang yang diberi kepercayaan untuk mengumpulkan upeti adalah Demang Gong, yang memiliki wilayah terluas di Temanggung.
Rakai Pikatan berhasil mengumpulkan bala tentara yang besar dan berangkat ke kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan.
BACA JUGA:WOW! Ternyata Ini Hubungan Kudus dengan Palestina, Ada Jejak Sejarah di Kabupaten Ini
Dalam penyerangan ini, Rakai Pikatan dibantu oleh Kayu Wangi, seorang senapati yang setia kepadanya.
Rakai Pikatan dan Kayu Wangi berhasil mengalahkan pasukan Syailendra dan merebut wilayah kerajaan mereka.