Dengan lidahnya yang panas, Naga Besukih menjilat jejak Manik Angkeran sampai dia terbakar menjadi abu.
Sidi Mantra sangat sedih mendengar kematian anaknya.
Dia pergi ke Gunung Agung untuk memohon kepada Naga Besukih agar menghidupkan kembali anaknya.
BACA JUGA:Benua Misterius yang Lama Hilang, Penemuan Argoland
Naga Besukih bersedia melakukannya asalkan ekornya dapat disambungkan kembali seperti semula.
Sidi Mantra menggunakan kesaktiannya untuk menyambungkan ekor Naga Besukih.
Kemudian, dia menghidupkan kembali Manik Angkeran.
Manik Angkeran sadar akan kesalahannya dan minta maaf kepada ayahnya.
BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Hadiri Rapat Paripurna Pengganti Antar Waktu Anggota DPRD
Dia berjanji akan menjadi orang baik dan tidak berjudi lagi.
Sidi Mantra memaafkannya tetapi dia juga tahu bahwa mereka tidak bisa hidup bersama lagi.
Dia menghilang dari hadapan anaknya dan meninggalkan sebuah sumber air di tempat dia berdiri.
Air itu semakin besar dan menjadi laut yang membasahi tanah di sekitarnya.
BACA JUGA:Kedisiplinan dan Kesehatan Menjadi Prioritas Utama Personil Polres Empat Lawang
Sidi Mantra juga membuat garis dengan tongkatnya untuk memisahkan dirinya dengan anaknya.
Garis itu menjadi selat yang membelah pulau menjadi dua bagian, Jawa dan Bali.