Gunung Rinjani, salah satu ikon alam Indonesia yang menakjubkan, memiliki sejarah geologis yang menarik dan karakteristik unik yang memukau.
Kehadiran Gunung Rinjani telah tercatat sejak zaman Praquarter, tetapi aktivitas vulkaniknya benar-benar mengemuka pada zaman Pleistosen.
BACA JUGA:Misteri Hutan Aokigahara, Lokasi Paling Angker di Jepang
Zaman-zaman ini menciptakan fondasi bagi apa yang sekarang menjadi salah satu gunung berapi paling spektakuler di Indonesia.
Salah satu momen paling mencolok dalam sejarah geologis Gunung Rinjani adalah letusan besar yang membentuk kaldera yang legendaris.
Kaldera ini kemudian terisi air dan dikenal sebagai Danau Segara Anak, dengan kedalaman mencapai 230 meter.
Keberadaan danau ini menambah keindahan alam yang memukau dari Gunung Rinjani.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Misteri Nusantara, Benarkah Portugis Sudah Masuk Dalam Peta Orang Jawa?
Aktivitas tektonik juga telah memberikan kontribusi besar terhadap karakteristik Gunung Rinjani. Gunung Baru Jari, sebuah kerucut baru dari gunung ini, terbentuk dengan ketinggian mencapai 2.376 meter di atas permukaan laut.
Hal ini menunjukkan dinamika geologis yang terus berlanjut di wilayah ini.
Sejarah Gunung Rinjani juga diwarnai oleh serangkaian letusan yang mengesankan. Mulai dari tahun 1847 hingga 2009, gunung ini telah melepaskan energi dalam bentuk lava dan jatuhan piroklastik yang mengagumkan.
Salah satu momen paling bersejarah adalah letusan pada tahun 2009, ketika Gunung Baru Jari melepaskan aliran lava yang mengalir ke dalam Danau Segara Anak, menciptakan pemandangan yang memukau.
BACA JUGA:Tikungan Angker Kisah Mengerikan di Jalan Cadas Pangeran
Saat ini, Gunung Rinjani terus mengalami fluktuasi dalam aktivitas vulkaniknya.
Pada Oktober 2022, statusnya masih berada pada Level II (Waspada), menunjukkan bahwa pemantauan terus dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat di sekitarnya.
Kawasan ini juga merupakan objek konservasi yang sangat penting. Upaya pelestarian terus dilakukan untuk menjaga keindahan alam dan kekayaan geologis Gunung Rinjani.