Saat melihat lokasi bangunan G30SPKI, terlihat sebuah pohon nampak sudah tumbang karena terjadinya abrasi bagian pinggir pulau.
BACA JUGA:Ini Mitos dan Aturan Unik di Balik Kunjungan ke Kraton Yogyakarta, Apa Itu? Jangan Lakukan!
Hal ini membuat khawatir karena akan berdampak membuat kondisi tanah semakin rendah.
Penggiat Sejarah Palembang, Robby Sunata mengatakan abrasi tersebut juga harus menjadi perhatian dari pemerintah dan masyarakat, sehingga dapat mempertahankan Pulau Kemaro sebagai warisan sejarah.
"Semoga dapat menjadi perhatian kita bersama, dan ada solusi agar Pulau Kemaro ini tidak rusak," ujarnya.
Staff Khusus Walikota Palembang Bidang Percepatan Pembangunan, Syafri Nungcik mengatakan sebagai wisata unggulan, nantinya Pulau Kemaro akan menjadi penggerak bagi wisata lain yang ada di tepian Sungai Musi.
BACA JUGA:Apa itu? Ini Mitos dan Aturan Unik di Balik Kunjungan ke Kraton Yogyakarta, Jangan Lakukan!
Dalam proyek tersebut, Pemkot Palembang juga mendukung dengan adanya pelurusan fakta sejarah di Pulau Kemaro, dan banyaknya penemuan terbaru menjadi nilai lebih untuk pengembangan wisata di wilayah tersebut.
Juga dengan itu, pemerintah dapat memberdayakan masyarakat sekitar dengan bersawah dan tanaman lainnya.
Sehingga tidak hanya wilayah sekitar Bungalow yang bernilai wisata, masyarakat juga mendapatkan keuntungan.
"Pulau Kemaro itu tidak terbatas dengan pagoda atau kelenteng, namun ada perkampungan masyarakat yang akan kita berdayakan," ujarnya.
BACA JUGA:Tragedi Malam Jumat Kliwon: Memecahkan Mitos Kengerian
Bahkan, dengan adanya penemuan terbaru yaitu bungker di daerah sisi timur Pulau Kemaro, diharapkan akan menambah nilai sejarah Pulau Kemaro yang dapat dikembangkan.
"Luas Pulau Kemaro yang akan kita kembangkan sekitar 80-90 hektar. Tentu ini potensi yang baik sekali, apalagi dengan adanya penemuan terbaru di timur Pulau Kemaro," ujarnya. (*)