Setelah berjalan cukup lama, Abah Hamid dan pria berjubah itu tiba di sebuah gerbang tinggi yang terbuat dari emas.
Di dalam gerbang itu, Abah Hamid melihat gedung-gedung tinggi yang berkilauan dan berbagai macam hiasan yang sangat indah dan mewah.
Abah Hamid merasa takjub dengan pemandangan yang sangat berbeda dengan tempat tinggalnya yang dikelilingi hutan lebat dan sepi.
Abah Hamid pun dibawa ke sebuah masjid yang terletak di tengah-tengah kota itu.
BACA JUGA:Misteri Kota Gaib Saranjana: Pengalaman Ajaib Bidan Tiyas
Masjid itu terlihat sangat megah dan indah, dengan kubah yang berwarna hijau dan menara yang menjulang tinggi.
Abah Hamid merasa seperti berada di surga saat melihat masjid itu.
Seketika saat itu juga, Abah Hamid diminta oleh pria berjubah itu untuk mengimami shalat di masjid itu.
Abah Hamid pun bersedia dan segera memimpin shalat di masjid itu, bersama dengan jamaah yang terdiri dari pria-pria berjubah seperti pria yang membawanya.
BACA JUGA:Misteri Kota Gaib Saranjana: Penampakan Foto-Foto Kontroversial yang Gemparkan Jagat Maya
Setelah shalat selesai, Abah Hamid dipersilakan oleh pria berjubah itu untuk pulang kembali ke desanya.
Sebelum pulang, Abah Hamid diberitahu oleh pria berjubah itu bahwa tempat yang dikunjunginya itu adalah Saranjana, kota gaib yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang pilihan.
Pria berjubah itu juga mengucapkan terima kasih kepada Abah Hamid atas keistiqomahannya dalam mengumandangkan adzan subuh, dan memberinya sebuah cincin yang katanya bisa melindungi Abah Hamid dari segala bahaya.
Abah Hamid pun berterima kasih kepada pria berjubah itu, dan bersiap untuk pulang.
Sebelum berjalan pulang, Abah Hamid diminta oleh pria berjubah itu untuk memejamkan mata sambil berjalan, dan tidak boleh membukanya sampai tiba di desanya.