EMPAT LAWANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Hang Tuah, seorang pahlawan legendaris dari Kesultanan Melaka pada abad ke-15.
Hang Tuah merupakan salah satu dari lima sahabat karib Sultan Melaka, yang dikenal sebagai "Lima Serangkai" atau "Lima Seri" bersama dengan Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu.
Bagi masyarakat Melayu, dia dianggap sebagai simbol kepahlawanan, kesetiaan, dan keberanian yang menjadi inspirasi bagi banyak orang Melayu. Secara keseluruhan, Hang Tuah telah menjadi tokoh ikonik dalam budaya Melayu, menempatkannya sebagai pahlawan nasional yang dihormati dan diingat dengan penuh rasa bangga oleh masyarakat Melayu.
BACA JUGA:Segitiga Bermuda Versi Sumatera, Mitos dan Legenda Lokal
Salah satu bagian yang paling terkenal dalam cerita ini adalah ketika Hang Tuah dianggap telah melanggar hukum oleh Sultan dan diberi hukuman mati.
Hang Jebat, sahabat terdekatnya, marah karena ketidakadilan ini dan mengambil alih senjata Hang Tuah, sementara Hang Tuah sendiri berhasil melarikan diri.
Karena fitnah tersebut, Baginda Raja memerintahkan Tuan Bendah untuk mengusir Hang Tuah.
BACA JUGA:Berikut Beberapa Wisata Religi di Bangka Belitung, Salahsatunya Vihara Dewi Kwan Im
Tuan Bendahara sebenarnya enggan melaksanakan perintah Baginda Raja karena ia mengetahui Hang Tuah tidak bersalah. Tuan Bendahara menyarankan agar Hang Tuah cepat-cepat meninggalkan Melaka dan pergi ke Indrapura.
Di Indrapura, Hang Tuah mengenal seorang perempuan tua bernama Dang Ratna, inang Tun Teja. Dang Ratna kemudian menjadi ibu angkatnya. Hang Tuah meminta Dang Ratna untuk menyampaikan pesan kepada Tun Teja agar mau menyayangi dirinya. Berkat upaya Dang Ratna, Tun Teja mau menyayangi Hang Tuah.
Hang Tuah akhirnya bisa kembali ke kerajaan berkat bantuan Tun Ratna Diraja dan Tun Bija Sura. Tak lupa ia membawa Tun Teja dan Dang Ratna.
BACA JUGA:Rumah Bung Karno: Sebuah Pusaka Sejarah yang Menyimpan Legenda di Bengkulu
Singkat cerita, Tun Teja akhirnya bersedia menjadi istri kedua Baginda Raja meskipun sebenarnya ia menyayangi Hang Tuah.
Bertahun-tahun hidup damai, Hang Tuah kembali terkena fitnah, yang kali ini benar-benar membuat Baginda murka dan memerintahkan agar Hang Tuah dibunuh.
Tuan Bendahara lagi-lagi disuruh agar membunuh Hang Tuah. Akan tetapi, Tuan Bendahara tidak tega membunuh Hang Tuah dan memintanya agar mengungsi ke Hulu Melaka.