Malam Satu Suro juga diiringi oleh sejumlah tradisi dan ritual yang dipraktikkan oleh masyarakat Jawa. Salah satu tradisi yang umum dilakukan adalah "sedekah bumi" di tempat-tempat suci atau punden (tempat peristirahatan leluhur).
Masyarakat datang dengan membawa sesajian berupa makanan, buah-buahan, atau bunga sebagai persembahan kepada roh-roh dan memohon berkah bagi keluarga dan tanah yang subur.
BACA JUGA:Wow, Ini Tabel kenaikan Gaji PNS 10 Kali Lipat, Pemakaian Single Salary Diumumkan Jokowi 16 Agustus
4. Kepercayaan Mistis
Selain tradisi dan ritual, terdapat juga kepercayaan mistis yang berkaitan dengan Malam Satu Suro. Beberapa orang mempercayai bahwa pada malam tersebut, ada makhluk-makhluk gaib seperti kuntilanak, tuyul, atau genderuwo yang berkeliaran.
Beberapa orang juga berusaha melihat tanda-tanda khusus, seperti mendengar suara anak menangis atau mendengar derap kuda, yang dianggap sebagai pertanda dari alam gaib.
BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng Kepala, Ini 11 Koin Termahal di Indonesia
5. Makna Simbolis
Malam Satu Suro juga memiliki makna simbolis yang dalam. Hari tersebut melambangkan kesadaran akan siklus kehidupan, perubahan, dan harapan baru.
Masyarakat Jawa melihatnya sebagai kesempatan untuk merenung, merencanakan tujuan baru, dan memulai dengan energi positif di tahun yang baru.
Malam Satu Suro adalah momen yang sarat dengan kepercayaan, tradisi, dan mitos di Indonesia.
BACA JUGA:Ketua TP PKK Empat Lawang Dampingi TP PKK Sumsel Lakukan Penilaian UP2K/UMKM di Empat Lawang
Dipercaya sebagai momen transisi spiritual dan awal tahun baru Jawa, Malam Satu Suro memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa.
Meskipun beberapa larangan dan kepercayaan mistis mungkin terlihat tidak dapat dijelaskan secara logis, penting untuk menghormati dan menghargai warisan budaya dan tradisi yang melekat pada Malam Satu Suro.
Dengan mempelajari lebih lanjut tentang mitos dan kepercayaan ini, kita dapat lebih memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia. (Rer)