Ratu itu sebutan lain dari “Raja” istilah saat ini.
Menurut penelusuran Ahmad Bastari Suan, wilayah Besemah ini cukup luas.
Penulis buku “Lampik Mpat Mardike Duwe” diterbitkan Pemkot Pagaralam tahun 2008 lalu itu menguraikan, bahwa Kabupaten/Kota seperti OKU, Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim hingga Bengkulu Selatan masuk wilayah Besemah.
BACA JUGA:Pemkot Pagaralam dan IMI Sumsel Gelar Kejurda Balap Motor
Wilayah tersebut banyak terdapat kesamaan.
Dari budaya hingga strata sosial.
Seperti bahasa misalnya, kebanyakan kata-kata berakhiran “e”.Juga dialek atau logat yang serupa.
Memang ada beberapa pengucapan yang berbeda, tetapi tak terlalu jauh.
Menariknya lagi, wilayah Besemah ini diyakini para jurai tuwe merupakan suatu kerajaan yang muncul setelah berakhirnya kejayaan Majapahit sekitar abad ke-6 Masehi.
Kerajaannya bernama Jagat Besemah.
Puncak kekuasaannya pada sekitar abad 15 hingga 17, berpusat di lereng Gunung Dempo.
Akhir kerajaan ketika dipimpin Ratu kesepuluh.
Singa Bekurung mengutus para Depati untuk menghadap Ratu Sinuhun istri Pangeran Sido Ing Kenayan, Raja Palembang, untuk bergabung dibawah kerajaan Palembang.
Artinya, Besemah bukan ditundukkan oleh kekuatan militer kerajaan Palembang, tetapi bergabung atas kehendak sendiri.
BACA JUGA:Tekan Laju Pemohon Dispensasi Nikah, Ini yang Dilakukan Pengadilan Agama Pagaralam