PAGARALAM, RAKYATEMPATLAWANGDISWAY.ID - Weekend masih berlanjut. Traveler yang liburan di sekitar Pagar Alam, sempatkan mampir ke Curup Maung yang menawan. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, dikenal dengan keindahan lanskap alamnya. Gunung, tebing, jurang, sungai, air terjun, kebun teh bak karpet hijau di kaki Gunung Dempo menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke kota ini.
BACA JUGA : Majukan Pariwisata Lewat Sosmed
BACA JUGA : Rakor Pariwisata Mensinergikan Kegiatan Daerah
Kota yang berjarak sekitar 298 km dari Kota Palembang, Ibukota Sumatera Selatan ini, memang menyimpan potensi wisata alam yang luar biasa indah. Selain kebun teh di kaki Gunung Dempo yang menjadi ikon, Pagar Alam juga memiliki puluhan air terjun dengan pemandangan yang alami dan masih jarang dikunjungi.Salah satu air terjun yang menantang untuk dikunjungi adalah Curup Maung. Curup dalam bahasa setempat berarti air terjun. Curup Maung berada di perbatasan Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Secara administratif, curup ini masuk dalam wilayah Pagar Alam, namun untuk menuju ke sini, kita akan melalui kebun kopi milik warga yang masuk wilayah Kabupaten Lahat.
BACA JUGA : Tingkatkan Pariwisata, Pemkab Empat Lawang Gunakan Aplikasi GIWANG
Kedua wilayah ini dipisahkan oleh sungai yang mengalir deras, tempat jatuhnya curahan air Curup Maung.Untuk mencapai Curup Maung, kita dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat selama satu jam perjalanan dari pusat Kota Pagar Alam atau dari Ibu Kota Kabupaten Lahat, menuju Kecamatan Gumay Ulu. Setelah sampai di Desa Padang Muaro Duo, Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat, kita harus memarkir kendaraan di tempat parkir yang telah disediakan oleh penduduk setempat, dengan tarif parkir Rp 5.000 per kendaraan. Setelah itu kita akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama lebih kurang satu jam menyusuri jalan setapak, melewati kebun kopi, dengan medan yang menurun dan tingkat kecuraman hampir 45 derajat.
Medan yang akan kita lalui memang cukup berat. Jalan setapaknya agak lembab, sehingga kita harus berhati-hati melaluinya. Perpeganglah pada pohon-pohon atau akar yang kita lalui. Tidak perlu terburu-buru, istirahatlah sejenak jika terasa lelah. Bila tiba musim kopi berbunga, kita bisa mencium harumnya aroma bunga kopi yang dapat menyegarkan paru-paru.
BACA JUGA : Webinar Literasi Digital, Memajukan Pariwisata Desa Melalui Media Digital
Setelah setengah perjalanan, kita sudah dapat mendengar suara deras air Curup Maung jatuh ke sungai di bawahnya. Rasa lelah setelah satu jam berjalan akan terbayar lunas dengan indahnya pemandangan di depan mata. Debit air yang mengalir deras dari tebing ke sungai di bawahya akan membuat kita terpana. Turunlah pelan-pelan ke bebatuan besar di tepi sungai dan rasakan dingin dan segarnya air yang mengalir. Hati-hati jika akan berswafoto di sini ya, karena bebatuannya cukup licin dan sungainya berarus deras.Jika tertarik ke tempat ini dari Kota Palembang, ada beberapa moda transportasi yang bisa kita pilih.
Pertama, kita bisa menggunakan pesawat udara dari Palembang menuju Bandara Atung Bungsu, Pagar Alam, selama 40 menit penerbangan. Kedua, kita juga bisa naik kereta api dari Stasiun Kereta Kertapati Palembang menuju Stasiun Lahat di Kabupaten Lahat, dengan waktu tempuh 5 jam perjalanan. Dari Pagar Alam atau Lahat, kita akan melanjutkan perjalanan selama satu jam dengan kendaraan roda dua atau roda empat sampai ke Desa Padang Muaro Duo. Alternatif terakhir, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa dari agent perjalanan dari Palembang langsung ke lokasi dengan waktu tempuh sekitar 7 jam berkendara.
BACA JUGA Ramai Dikunjungi, Ini Daya Tarik Lokasi Wisata Muare Rantau Tenang Indah
Jika kalian suka melakukan perjalanan yang menantang dan mengeksplor tempat wisata baru, Curup Maung bisa jadi pilihan. Tertarik?. (Rer)