Mitos Burung Gagak Hitam dan Kematian, Antara Kepercayaan Leluhur dan Penjelasan Ilmiah

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID — Burung gagak hitam sejak lama kerap dikaitkan dengan pertanda kematian dalam berbagai budaya, termasuk di Indonesia.

Kemunculan burung berwarna hitam pekat ini di sekitar rumah atau pemakaman sering menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran, karena dipercaya sebagai simbol datangnya musibah atau ajal seseorang.

Dalam kepercayaan masyarakat tradisional, gagak hitam dianggap sebagai pembawa pesan dari alam gaib.

Suaranya yang serak dan penampilannya yang gelap memperkuat anggapan bahwa burung ini memiliki hubungan dengan dunia roh.

Di beberapa daerah, jika gagak terbang rendah atau bertengger di atap rumah sambil berbunyi keras, hal tersebut diyakini sebagai pertanda akan ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

BACA JUGA:Lapas Empat Lawang Tingkatkan Pembinaan Kemandirian Lewat Pembersihan dan Persiapan Media Tanam Hidroponik

BACA JUGA:Mitos Diculik Roh Halus Saat Keluar Waktu Magrib, Masih Dipercaya di Tengah Masyarakat

Mitos ini tidak hanya berkembang di Indonesia. Dalam budaya Barat, gagak juga sering dikaitkan dengan kematian dan kesialan.

Bahkan dalam literatur dan cerita rakyat Eropa, gagak kerap digambarkan sebagai penjaga makam atau hewan yang hadir saat terjadi tragedi.

Sementara di beberapa kebudayaan Asia, burung gagak dipercaya sebagai simbol arwah leluhur yang datang mengunjungi keluarga.

Namun, para ahli biologi dan pengamat satwa menilai bahwa anggapan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.

BACA JUGA:Mitos Larangan Orang Jawa Menikah dengan Orang Sunda, Antara Sejarah dan Kepercayaan Turun-Temurun

BACA JUGA:Lapas Empat Lawang Gelar Olahraga dan Jalan Santai Bersama Peserta Magang Batch 2

Gagak merupakan burung pemakan bangkai (scavenger) yang secara alami tertarik pada bau sisa makanan atau hewan mati.

Sumber: