Menteri Pendidikan Kerap Jadi ‘Korban’ Nomenklatur, Begini Daftarnya Sepanjang Sejarah

Menteri Pendidikan Kerap Jadi ‘Korban’ Nomenklatur, Begini Daftarnya Sepanjang Sejarah:ist--
BACA JUGA:Jumlah Siswa Keracunan MBG di OKI Meningkat Jadi 80 Orang, Pemkab Lakukan Evaluasi Total
Pada dekade 1950–1960an, tokoh seperti Dr. Bahder Johan, Mr. Mohammad Yamin, Ki Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono memimpin pendidikan dengan penekanan ideologi Nasakom ala Presiden Soekarno.
Konsep Pancawardhana lahir di masa ini, menekankan pengembangan moral, intelektual, seni, keterampilan, dan jasmani. Namun, krisis ekonomi membuat banyak program berjalan setengah hati.
Orde Baru: Wajib Belajar dan Sentralisasi
Memasuki era Orde Baru, stabilitas politik melahirkan program besar seperti Wajib Belajar 6 tahun (1984) lalu 9 tahun (1994), pembangunan SD Inpres, serta kurikulum nasional (1975, 1984, 1994).
Menteri Pendidikan saat itu antara lain Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Fuad Hassan, hingga Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro.
BACA JUGA:Gelombang Demo Ganggu Sekolah, Kemendikdasmen Evaluasi PJJ dan Fenomena Siswa Turun ke Jalan
BACA JUGA:Anggota DPR Desak Pemerintah Percepat Perbaikan Sarana Pendidikan di Wilayah 3T
Akses pendidikan memang meluas, tetapi sentralisasi kuat membuat pendidikan sering dijadikan alat politik.
Era Reformasi: Standarisasi dan Sertifikasi Guru
Pasca 1998, sejumlah menteri seperti Dr. Yahya Muhaimin, Prof. A. Malik Fadjar, Prof. Bambang Sudibyo, hingga Prof. Mohammad Nuh melahirkan kebijakan penting: UU Sistem Pendidikan Nasional 2003, sertifikasi guru, kurikulum berbasis kompetensi, hingga Ujian Nasional sebagai standar evaluasi pendidikan nasional.
Dekade 2010–2020an: Transformasi Digital dan Merdeka Belajar
Di era Prof. Mohammad Nuh, Anies Baswedan, Prof. Muhadjir Effendy, hingga Nadiem Anwar Makarim, wajah pendidikan semakin dinamis.
Fokus kebijakan meliputi penguatan karakter, digitalisasi sekolah, serta program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian besar, memaksa lahirnya kebijakan adaptif agar pendidikan tetap berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: