Hacker Sudan Anonymous Serang Rumah Sakit, Didakwa Mencoba Bunuh Lewat Serangan DDoS

Hacker Sudan Anonymous Serang Rumah Sakit, Didakwa Mencoba Bunuh Lewat Serangan DDoS

Hacker Sudan Anonymous Serang Rumah Sakit, Didakwa Mencoba Bunuh Lewat Serangan DDoS-ist-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Departemen Kehakiman AS baru saja mengajukan tuntutan terhadap dua hacker, Ahmed Omer dan Alaa Omer, yang diduga melancarkan serangan siber Distributed Denial-of-Service (DDoS) yang menargetkan ratusan korban, termasuk layanan cloud Microsoft Azure, OpenAI ChatGPT, dan sistem peringatan rudal Israel. 

Namun, tuduhan paling serius diarahkan pada serangan yang dilakukan ke rumah sakit, di mana Ahmed diduga mencoba membunuh orang dengan cara membuat sistem rumah sakit offline, mengancam nyawa pasien.

Serangan DDoS biasanya membanjiri jaringan dengan lalu lintas yang besar, menyebabkan gangguan serius pada sistem yang terganggu.

Di bawah bendera kelompok hacker Anonymous Sudan, kedua bersaudara ini melakukan serangkaian serangan yang dilaporkan mengganggu layanan vital dari beberapa korban.

BACA JUGA:Chevy Blazer EV, Menembus Batas dengan Tiga Konfigurasi Penggerak

BACA JUGA:Google Maps Ubah Posisi Ikon Cuaca, Interface Lebih Bersih dan Nyaman

Alat Profil Siber: Realitas atau Fiksi?

Sementara itu, sebuah firma intelijen Kanada, Global Intelligence, mengklaim telah menciptakan alat bernama Cybercheck yang dapat membuat “profil siber” seseorang hanya dengan informasi sumber terbuka. 

Alat ini dilaporkan telah digunakan oleh beberapa departemen kepolisian di AS untuk membantu mengungkap kasus pembunuhan. 

Namun, investigasi dari WIRED menemukan bahwa laporan Cybercheck sering kali berisi informasi yang tidak akurat atau sulit diverifikasi, memunculkan keraguan tentang keandalan teknologi tersebut.

BACA JUGA:iPhone 16 Catat Kenaikan Penjualan 20 Perswn di Tiongkok, Kok Bisa?

BACA JUGA:Samsung Galaxy A36 Muncul di Internet dengan Desain Kamera Baru, Akankah Jadi Tren?

Deepfake Nonkonsensual Merebak di Telegram

Platform Telegram juga menjadi sorotan setelah ditemukannya bot "nudify" yang digunakan jutaan orang untuk membuat gambar eksplisit palsu dengan menghilangkan pakaian dari foto perempuan dan anak perempuan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: