Google Tingkatkan Keamanan Android, Seperti Apa?

Google Tingkatkan Keamanan Android, Seperti Apa?

Google Tingkatkan Keamanan Android, Seperti Apa?-Ist-

RAKYATEMPATLAWANGMDISWAY.ID - Google terus berinovasi untuk meningkatkan keamanan pengguna Android, seiring upayanya untuk menyamai standar keamanan iPhone. 

Dalam langkah terbarunya, Google melakukan pembersihan terhadap aplikasi berisiko tinggi di Play Store dan memperkenalkan deteksi ancaman langsung berbasis AI yang dapat mendeteksi malware berbahaya saat muncul di perangkat. 

Meskipun langkah ini menuai kritik, baik terhadap Google maupun Samsung, jelas bahwa lanskap aplikasi Android telah mengalami perubahan besar.

Salah satu perbedaan utama antara Android dan iPhone sejak awal adalah kebebasan pengguna untuk sideloading aplikasi dari luar Play Store. 

BACA JUGA:Warga Gelar Aksi Damai di Kantor PLN Tebing Tinggi, Tuntut Aliran Listrik Kembali Normal

BACA JUGA:Emak-Emak Akan Gelar Demo Terkait Aliran Listrik Sering Kendala di Kabupaten Empat Lawang

Namun, Google kini semakin memperketat aturan terkait hal ini, terutama setelah adanya tekanan dari Epic Games dan ancaman dari Departemen Kehakiman AS. 

Menurut Wakil Presiden Google, Dave Kleidermacher, pengguna telah diperingatkan selama bertahun-tahun tentang risiko mengunduh aplikasi langsung dari web.

Google juga mengungkap ancaman yang lebih besar dari malware. 

Berdasarkan analisis terbaru, lebih dari 95 persen instalasi malware terjadi melalui sideloading aplikasi dari sumber internet, dengan izin yang sering disalahgunakan untuk penipuan finansial

BACA JUGA:Sifat Cowok Penggemar Bola Voli

BACA JUGA:Ternyata Ini 8 Sifat Cowok yang Suka Sepak Bola

Izin tersebut mencakup RECEIVE_SMS, READ_SMS, BIND_Notifications, dan fitur Accessibility. Izin ini memungkinkan malware untuk menyadap one-time password (OTP) melalui SMS atau notifikasi, serta memata-matai konten layar.

Sebagai bagian dari kampanye peningkatan perlindungan terhadap penipuan, Google telah memperluas proyek percontohan di India, setelah berhasil di Singapura dengan memblokir hampir 900.000 instalasi berisiko tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: