Sejarah Hutan Lali Jiwo, Gunung Arjuno, Dari Resor Berburu hingga Mitos Angker

Sejarah Hutan Lali Jiwo, Gunung Arjuno, Dari Resor Berburu hingga Mitos Angker

Sejarah Hutan Lali Jiwo, Gunung Arjuno, Dari Resor Berburu hingga Mitos Angker-Istimewa/Internet.-

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Hutan Lali Jiwo yang terletak di lereng Gunung Arjuno, membentang di dua kabupaten, yakni Pasuruan dan Malang, memiliki sejarah yang cukup menarik sekaligus misterius. 

Nama "Lali Jiwo" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "lupa jiwa", diambil dari istilah yang awalnya dicetuskan oleh Duncan de Clonie MacLennan, seorang warga Skotlandia yang mendirikan resor di wilayah Lembah Kidang pada masa kolonial Belanda.

MacLennan awalnya berencana menamai tempat peristirahatan ini dengan nama 'Vergeet uw Ziel', yang dalam bahasa Belanda berarti "jiwa yang terlupakan". 

Namun, setelah mempertimbangkan penggunaan bahasa lokal, ia mengganti namanya menjadi "Lali Djiwa". 

BACA JUGA:Jaya Perkasa: Penyelamat Mahkota Pajajaran dan Perannya dalam Konflik Sumedang-Cirebon

BACA JUGA:Asal Usul Candi Cangkuang: Penemuan, Sejarah, dan Pemugaran

Nama ini bukan berarti melupakan diri, melainkan merujuk pada kondisi tempat yang terisolir dan seakan terlupakan oleh dunia luar.

Pada awal abad ke-20, resor Lali Djiwo menjadi destinasi wisata berburu yang populer di kalangan warga kulit putih yang tinggal di Surabaya. 

Sebuah catatan dari Koninklijke Paketvaart Maatschappij tahun 1903 menggambarkan pengalaman wisatawan yang menunggang kuda selama empat jam dari Tretes menuju Lali Djiwo, dilanjutkan dengan pendakian ke puncak Gunung Arjuno. 

Mereka disarankan untuk menikmati matahari terbenam di sore hari, lalu memulai pendakian ke puncak di dini hari untuk menyaksikan matahari terbit.

BACA JUGA:Kerajaan Kandis: Sejarah dan Kejayaan Kerajaan Tertua di Sumatera

BACA JUGA:Tradisi Membawa Keris di Ponorogo dan Pengaruhnya pada Keraton Jawa

Duncan MacLennan dan istrinya, Anna Kovacic, seorang penari asal Austria, menghabiskan sisa hidup mereka di resor ini hingga MacLennan meninggal pada tahun 1929. 

Namun, setelah masa kejayaannya, resor tersebut lambat laun ditinggalkan dan terselimuti cerita mistis yang berkembang di kalangan pendaki dan penduduk sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: