Kampung Dolmen Maskuning Kulon: Jejak Peninggalan Prasejarah di Bondowoso
Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Di Kabupaten Bondowoso, tepatnya di Desa Maskuning Kulon, terdapat sebuah kampung yang dikenal dengan sebutan Kampung Dolmen.
Julukan ini tidak diberikan tanpa alasan, karena desa ini menyimpan banyak peninggalan prasejarah berupa dolmen, yang menjadi daya tarik utama bagi pecinta sejarah dan arkeologi.
Dolmen merupakan struktur batu yang digunakan oleh masyarakat prasejarah sebagai tempat pemujaan roh leluhur sekaligus kuburan.
Di Kampung Dolmen, lebih dari 60 dolmen telah terdata, namun jumlah sebenarnya diyakini lebih banyak.
BACA JUGA:Prabu Sri Aji Jayabaya, Raja Jawa Visioner dari Kediri yang Mewariskan Ramalan Masa Depan
Uniknya, dolmen-dolmen ini kebanyakan menghadap ke arah timur dan tenggara, di mana Gunung Ijen Purba dan Pegunungan Argopuro berada.
Bagi masyarakat prasejarah, gunung-gunung tersebut dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur, sehingga dolmen diorientasikan menghadap gunung sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan.
Menurut sejarawan dan Ketua Ijen Geopark Bondowoso, Tantri Raras Ayuningtyas, masyarakat prasejarah di kawasan ini masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Dolmen-dolmen ini terbuat dari batuan andesit basaltis, yang diperkirakan berasal dari letusan Gunung Ijen Purba sekitar 70 ribu tahun yang lalu.
BACA JUGA:Makam K.T. Pusponegoro, Warisan Sejarah di Gresik yang Sarat Nilai Budaya
Batuan tersebut disusun membentuk meja batu dengan penyangga yang juga terbuat dari batu. Fungsi utama dolmen adalah untuk melindungi mayat dari ancaman binatang buas.
Selain dolmen, di Kampung Dolmen juga ditemukan berbagai peninggalan megalitikum lainnya, seperti batu silindris dan batu dakon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: