Apa Itu False Nine? Sebuah Taktik yang Revolusioner dalam Sepak Bola

Telah bermutasi untuk mengambil berbagai bentuk

Tanggung jawab utama false nine terletak saat tim mereka dalam penguasaan bola. Mereka bergerak ke posisi yang lebih dalam untuk memberikan dilema kepada bek - masuk untuk mengikuti pemain atau meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menemukan ruang di half-space. Pemain yang memainkan peran tersebut seringkali gesit dan sangat berbakat secara teknis, memungkinkan mereka untuk menghubungkan permainan dan menciptakan dari kedalaman. Secara luas, manfaat utama dari false nine adalah untuk menciptakan celah dalam pertahanan tim lawan. Sifat yang tidak biasa dari peran tersebut memengaruhi pengambilan keputusan tidak hanya bek tengah tetapi juga full-back dan gelandang bertahan.

BACA JUGA:Manchester City Siap Hadapi Ipswich Town, Berikut Analisis Formasi!

BACA JUGA:Man City Kembali Beraksi, Siap Dominasi Etihad

Peran ini secara historis terkait dengan striker yang turun lebih dalam untuk membingungkan pertahanan lawan. Namun, hal ini telah menjadi kurang jelas belakangan ini, dengan pemain sayap dan gelandang juga memainkan peran tersebut, simbol dari fleksibilitas taktik modern. Jonathan Wilson dari The Guardian merangkum hal ini:

"Hal ini telah bermutasi untuk mengambil berbagai bentuk - penyerang tengah yang turun, pemain sayap yang bermain di tengah, gelandang serang yang maju, jenis hub passing lanjutan yang diwakili Cesc Fàbregas untuk Spanyol - tetapi tanpa seorang jenius untuk beroperasi sebagai penyerang tengah yang berkeliaran, di sekitar siapa sebuah tim pada dasarnya dibangun, false nine telah menjadi taktik kejutan. Hal ini terbukti sangat sulit untuk diimplementasikan dalam jangka waktu yang lama tetapi tetap menjadi cara yang sangat efektif untuk mengganggu lawan."

Contoh False Nine

Firmino dan Messi telah menjadi ahli dalam peran ini

BACA JUGA:Anchorians FC Kembali Raih Gelar Klub Terbaik FA

BACA JUGA:Alan Shearer Puji Keberanian Cole Palmer, Tapi Ingatkan Soal Tantangan

False nine terutama digunakan dalam formasi 4-3-3, yang merupakan tempat Roberto Firmino bermain di Liverpool di bawah Klopp. Firmino memberikan penghubung antara tiga gelandang Liverpool dan dua pemain sayap di kedua sisinya, Mohamed Salah dan Sadio Mane. Ketika pemain Brasil itu turun lebih dalam untuk menempati half space di belakang pertahanan lawan dan lini tengah, Salah dan Mane berusaha untuk masuk ke belakang, terutama ruang yang tersisa di antara full-back dan bek tengah. Pada akhirnya, Firmino adalah playmaker utama bagi dua pemain sayap, sering dipuji karena sifat tidak egoisnya dan pentingnya kritis bagi fungsi keseluruhan tim.

Guardiola menggunakan Messi sebagai false nine dengan cara yang sedikit berbeda. Sedangkan Firmino sering datang ke dalam untuk memberikan ruang bagi Mane dan Salah untuk menyerang dengan lari langsung, Guardiola menggunakan pemain Argentina tersebut untuk menciptakan kelebihan jumlah pemain di tengah dan mengontrol. Messi turun ke lini tengah untuk mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 4-2-4. Hal ini memberi mereka superioritas numerik di tengah lapangan, bersama dengan Sergio Busquets, Andreas Iniesta, dan Xavi. Dalam sistem ini, pemenang Ballon d'Or delapan kali ini dapat menggiring bola ke pertahanan lawan tetapi juga diberikan ruang untuk memainkan umpan silang yang tajam kepada dua pemain sayap yang membuat lari ke dalam.

Selama waktunya di City, Guardiola telah menggunakan Raheem Sterling, Bernardo Silva, Kevin De Bruyne, dan Ilkay Gundogan sebagai false nine. Ketika Erling Haaland tiba di klub pada tahun 2022, ada pertanyaan bahwa hal ini akan membatasi kendali City, karena pemain Norwegia tersebut adalah striker tradisional yang lebih banyak menempati bek tengah. Selama musim 2023/24, Paul Merson mengatakan kepada Sky Sports:

"Haaland adalah pencetak gol yang luar biasa, tetapi dia tidak membuat Manchester City menjadi tim sepak bola yang lebih baik.

BACA JUGA:Bayer Leverkusen Menang Dramatis di Pertandingan Pembuka Bundesliga

Sumber: