Kerajaan Nagur/Nakur dalam Catatan Tionghoa

Kerajaan Nagur/Nakur dalam Catatan Tionghoa

Istimewa/internet--

Raja Nagur telah mengirimkan utusan ke Tiongkok dan menerima hadiah dari Kaisar, serta mengirim produk-produk dari Nagur sebagai upeti.

Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Nagur memiliki hubungan diplomatik yang baik dengan Tiongkok pada masa itu.

Menurut W.P. Groeneveldt dalam bukunya "Nusantara dalam Catatan Tionghoa", Nagur merupakan pemukiman maju bagi orang Batta, penduduk asli yang tinggal di pedalaman Sumatra.

Sementara itu, orang Melayu umumnya tinggal di pesisir. Groeneveldt juga berpendapat bahwa jumlah penduduk yang disebutkan dalam Yingya Sheng Lan (sekitar 1.000 keluarga) mungkin merujuk pada penduduk Nagur yang tinggal dekat Sumatra.

BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Beri Dukungan ke Duta Kesehatan di Ajang Provinsi

BACA JUGA:4 Warga Binaan Lapas Empat Lawang Diusulkan Bebas

Namun, jumlah penduduk Nagur kemungkinan jauh lebih besar, mengingat kemampuan mereka untuk menaklukkan Sumatra pada abad ke-15.

Sampai saat ini, penelitian mengenai Kerajaan Nagur masih sangat minim.

Namun, kerajaan ini diakui sebagai salah satu kerajaan tertua di Sumatra Timur, serta kerajaan paling awal di Simalungun.

Sisa-sisa Kerajaan Nagur masih dapat ditemukan di Desa Nagaraja, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Di desa ini, terdapat makam-makam dan situs kuno yang belum pernah diteliti oleh arkeolog.

BACA JUGA:Benteng Pendem Cilacap: Wisata Sejarah dengan Daya Tarik yang Menawan

BACA JUGA:Larangan Warga Cepu Blora dan Bojonegoro Mendaki Gunung Lawu: Mitos dan Sejarah

Kerajaan Nagur/Nakur memiliki sejarah yang kaya dan signifikan dalam konteks sejarah Sumatra Timur.

Meskipun masih minim penelitian, jejak-jejak kerajaan ini masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: