Sejarah Hang Tuah, Pahlawan dari Bajeng, Gowa, Makassar

Sejarah Hang Tuah, Pahlawan dari Bajeng, Gowa, Makassar

Istimewa/internet--

Hang Tuah menikah dua kali.

Pernikahan pertamanya dengan Raja Maznun Mazni binti Raja Azman Shah dari Kedah, dan pernikahan keduanya dengan Raja Intan Maimunah binti Raja Ibrahim Malik dari keluarga kerajaan Kelantan.

Dari kedua pernikahan ini, Hang Tuah memiliki beberapa keturunan yang melanjutkan warisannya.

BACA JUGA:Susno Duadji Minta Kejati Sumsel Kejar Pengembalian Kerugian Negara di Kasus Tambang

Anak dari isteri pertama, Tun Sirah, menikah dengan Maulana Sayyid Fadillah Khan dan memiliki keturunan yang berpengaruh dalam sejarah Melayu.

Sementara itu, anak dari isteri kedua, Tun Guna dan Tun Emas Jiwa, juga memainkan peran penting dalam sejarah Melaka.

Hang Tuah meninggal dunia setelah kembalinya Hang Nadim dari perjalanan ke Benua Keling.

Ia dimakamkan di Tanjung Keling, Melaka, dan posisinya sebagai Laksamana digantikan oleh menantunya, Temenggung Khoja Hassan.

Informasi tentang Hang Tuah dapat ditemukan dalam berbagai sumber sejarah seperti Hikayat Sulatus Al-Salatin karya Tun Seri Lanang, naskah Raffles Malay 18, dan berbagai buku sejarah lainnya.

BACA JUGA:Astaga! 60 Kasus Dugaan Korupsi Dilaporkan ke Kejari Lubuklinggau

Keberanian dan kehebatan Hang Tuah tidak hanya diakui di Nusantara, tetapi juga oleh bangsa asing yang mencatat prestasinya dalam sejarah mereka.

Hang Tuah tetap menjadi simbol kepahlawanan Melayu, menggambarkan keberanian, keahlian, dan loyalitas yang tinggi kepada negeri dan rajanya.

Legenda tentang dirinya terus hidup dan menginspirasi banyak generasi hingga hari ini. (*) 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: