Kisah Kelam Dusun Cimeong: Desa Mati di Kabupaten Kuningan

Kisah Kelam Dusun Cimeong: Desa Mati di Kabupaten Kuningan

Istimewa/internet--

Temboknya mengelupas, atapnya sudah tak ada lagi.

Dulu, penduduk desa ini sebagian besar adalah petani.

Setelah bencana tersebut, mereka tidak mau jauh dari lahan garapan mereka dan hanya direlokasi ke dusun terdekat, yakni Dusun Mekarsari yang masih dalam wilayah Desa Cilayung. 

Yang menarik, walau mayoritas warga Dusun Cimeong tersebut sudah direlokasi, masih ada satu warga yang tak mau meninggalkan desa mati tersebut.

BACA JUGA:Hanya Butuh Hasil Imbang Lawan Timor Leste

Orang itu dipanggil Abah Edi. Kurang jelas mengapa dia enggan meninggalkan dusun itu, padahal dulu dia merupakan orang berpengaruh di Dusun Cimeong, dikenal sebagai Lurah Abah Edi dan dihormati oleh warga. 

Abah Edi tinggal sendirian di dusun itu. Istri dan anaknya pun sudah turut direlokasi, namun mereka masih sering mengirimi makanan dan menjenguk Abah Edi seminggu sekali.

Belakangan diketahui, Abah Edi enggan direlokasi karena menjaga dan menggarap sawah miliknya.

Jarak lahan pertaniannya itu lebih dekat bila dibandingkan dengan lokasi dusun relokasi.

Selain itu, Abah Edi sudah lanjut usia dan memiliki riwayat penyakit maag dan jantung, sehingga tidak bisa berjalan jauh.

BACA JUGA:Muhammad Iqbal Gwijangge Andalkan Firasat dan Instruksi Pelatih

“Jadi biasanya (saya) tani sesudah jam 8 sholat sunnah Dhuha, sesudah jam 2 pulang lagi untuk melaksanakan shalat Duhur,” ungkap Abah Edi dalam sebuah wawancara di channel Youtube Dicky Reva.

Yang mengenaskan, kondisi rumah Abah Edi di dusun mati itu. Pada malam hari gelap gulita karena listrik sudah tak ada lagi di dusun tersebut.

Hanya senter dari batu baterai yang menjadi penerangan andalannya.

“Ya gelap karena memang sudah tidak ada apa-apa,” begitu pengakuannya menggambarkan dusun yang sudah lama mati. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: