Kritik Transfer di Sepak Bola Modern, Max Eberl: 'Mbappe ke Real Madrid Adalah Paku Terakhir di Peti Mati'

Kritik Transfer di Sepak Bola Modern, Max Eberl: 'Mbappe ke Real Madrid Adalah Paku Terakhir di Peti Mati'

Kylian Mbappe. Foto: dok/90min.--

MUNICH, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Direktur olahraga Bayern Munich, Max Eberl, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tajam mengenai meningkatnya biaya transfer dalam dunia sepak bola modern.

Dalam wawancara dengan Suddeutsche Zeitung, Eberl menyebutkan bahwa kepindahan Kylian Mbappe ke Real Madrid bisa menjadi "paku terakhir di peti mati" bagi pasar transfer sepak bola.

Kylian Mbappe bergabung dengan Real Madrid musim panas ini dengan status transfer gratis dari Paris Saint-Germain (PSG).

BACA JUGA:Meta Mulai Gunakan Konten Media Sosial Eropa untuk Latih Model AI

Namun, di balik transfer "gratis" ini, Mbappe juga menerima paket gaji besar dan bonus penandatanganan yang dilaporkan mencapai €150 juta. 

Eberl mengekspresikan keterkejutannya terhadap kesepakatan ini, yang menurutnya hanya akan semakin merusak pasar transfer.

"Uangnya meninggalkan pasar," kata Eberl. "Tidak ada klub yang mendapat manfaat dari itu. Para pemain, keluarga mereka, penasihat, semua mendapat keuntungan, tetapi tidak ada klub."

BACA JUGA:Hutan Aokigahara, Misteri Suara Aneh dan Legenda Gelap di Kaki Gunung Fuji

Ia menambahkan bahwa di masa lalu, setidaknya klub masih mendapat keuntungan dari perputaran uang dalam siklus transfer, namun tren ini semakin berkurang.

"Kamu bisa menjadi lebih dan lebih serakah, tetapi setiap orang yang serakah secara bertahap akan menjadi paku terakhir di peti mati sepak bola. Jika semua uang pergi pada suatu saat, maka tidak akan ada yang tersisa bagi kita untuk melakukan bisnis."

Eberl mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari biaya transfer yang semakin tinggi ini.

BACA JUGA:Apple Mengumumkan iOS 18 di WWDC 2024: Penyempurnaan AI, Fitur Kustomisasi yang Lebih Banyak, dan Peningkatan

Ia menyatakan bahwa pasar transfer saat ini sudah hampir mencapai titik jenuh, dan bahwa masuknya kekuatan finansial besar seperti dari Arab Saudi hanya akan memperburuk situasi. "Rasanya tidak enak. Harus kuakui, tetapi itulah pasar saat ini."

Sebagai direktur olahraga, Eberl merasa terjebak dalam dilema ini. Di satu sisi, ia tidak ingin berpartisipasi dalam "keserakahan" ini, namun di sisi lain, ia tetap harus memastikan Bayern Munich tetap kompetitif dan sukses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: