Para Ilmuwan Memprediksi Kapan Bumi Akan Bertabrakan Lagi dengan Asteroid
Ilustrasi.--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid besar menabrak Bumi dan menyebabkan kepunahan massal yang mengakhiri era dinosaurus.
Peristiwa tersebut meninggalkan dampak besar dalam sejarah Bumi dan telah menjadi fokus penelitian ilmuwan selama bertahun-tahun.
Namun, pertanyaan penting yang sering muncul adalah: Kapan Bumi akan bertabrakan lagi dengan asteroid yang dapat menyebabkan kehancuran serupa?
BACA JUGA:Penemuan Bukti Baru: Apakah Zaman Es Berikutnya Segera Tiba?
Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy memberikan wawasan baru mengenai ancaman asteroid bagi Bumi. Dr. Amy Mainzer dari University of Arizona dan timnya telah menganalisis data dari teleskop ruang angkasa NEOWISE (Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer) yang diluncurkan oleh NASA untuk mendeteksi objek dekat Bumi (NEOs).
Menurut penelitian ini, ada sekitar 25.000 NEO yang berdiameter lebih dari 140 meter.
Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 NEO dikategorikan sebagai "potensi bahaya" karena orbitnya yang mendekati Bumi.
BACA JUGA:Suzuki Stop Produksi di Thailand, Fokus ke Kendaraan Elektrifikasi
"Kami terus memantau dan memetakan orbit objek-objek ini untuk memperkirakan kemungkinan tabrakan dengan Bumi," kata Dr. Mainzer. "Dengan teknologi saat ini, kami dapat memprediksi kemungkinan tabrakan beberapa dekade ke depan."
Sebuah studi yang dipimpin oleh Dr. David Morrison dari NASA's Ames Research Center menyatakan bahwa tabrakan asteroid besar yang dapat menyebabkan kehancuran global sangat jarang terjadi.
"Berdasarkan data geologis dan statistik, tabrakan asteroid besar seperti yang terjadi pada zaman dinosaurus mungkin terjadi sekali setiap 100 juta tahun," jelas Dr. Morrison.
BACA JUGA:Yulius Maulana Hadiri Pernikahan di Kabupaten Lahat, Disambut Tarian Rairai Emak-Emak Sukaratu
Namun, asteroid yang lebih kecil, yang dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada tingkat regional, memiliki frekuensi yang lebih tinggi, sekitar sekali setiap beberapa ribu tahun.
Menurut NASA, potensi tabrakan asteroid yang signifikan pada abad ini tetap rendah. Teleskop NEOWISE dan misi lain seperti DART (Double Asteroid Redirection Test) terus memantau dan mempelajari asteroid yang dapat mendekati Bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: