Lima Suku Kanibal yang Masih Hidup di Zaman Modern

Lima Suku Kanibal yang Masih Hidup di Zaman Modern

Ilustrasi--

 

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID-
Di dunia modern yang semakin terhubung, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang tetap mempertahankan budaya dan tradisi mereka yang berbeda dari kebanyakan.

Salah satu fenomena yang masih ada hingga kini adalah praktik kanibalisme, yang dilakukan oleh beberapa suku terpencil.

Berikut adalah lima suku kanibal brutal yang masih hidup di zaman modern:

 

1. Suku Asmat

Suku Asmat, yang tinggal di Papua Nugini, memiliki reputasi sebagai suku kanibal.

BACA JUGA:Kanibalisme: Praktik Kuno yang Masih Membayangi Sejarah Manusia

Mereka dikenal karena kebiasaan membunuh musuh dan memakan dagingnya.

Praktik kejam ini berkaitan dengan budaya peperangan antar suku yang mereka jalani.

Selain itu, mereka juga menggunakan tengkorak musuh sebagai bantal tidur.

Kepercayaan ini didasarkan pada keyakinan bahwa dengan mengonsumsi musuh, mereka dapat memperoleh kekuatan dan roh dari orang yang terbunuh.

BACA JUGA:Ritual Toyah: Tradisi Sakral Suku Bajo di Pulau Bungin

 

2. Suku Sentinel

Suku Sentinel, yang tinggal di Pulau Sentinel Utara di India Timur, sangat mengisolasi diri dari dunia luar.

Mereka menolak segala bentuk kontak dengan orang asing dan mempertahankan kedaulatan wilayah mereka dengan sangat ketat.

Informasi mengenai praktik kanibalisme suku ini sangat terbatas karena mereka tidak mengizinkan orang luar memasuki wilayah mereka.

Penolakan terhadap peradaban modern menjadikan mereka salah satu suku yang paling misterius dan tidak terjamah di dunia.

BACA JUGA:Pulau Angker Onrust: Membongkar Misteri di Balik Sejarah Gemilang dan Kehadiran Tak Terlihat

 

3. Suku Korowai

Suku Korowai, yang tinggal di kaki Pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia, juga dikenal sebagai suku kanibal.

Mereka hidup dengan berburu dan tinggal di rumah pohon.

Kanibalisme dalam suku ini dilakukan untuk melawan Khakhua, yang dianggap sebagai roh jahat.

Orang Korowai percaya bahwa kematian yang tidak wajar seperti jatuh atau sekarat disebabkan oleh Khakhua, dan untuk menghentikannya, mereka harus memakan daging orang yang diduga sebagai penyebabnya.

BACA JUGA:Mengulik Kisah Legenda Dewi Srabu: Penjaga Gunung yang Mulia


4. Suku Aghori

Suku Aghori di India memiliki pandangan yang unik terhadap kehidupan dan kematian.

Mereka menolak konsep baik dan jahat, serta hidup dari alam tanpa membedakan antara daging hewan atau manusia.

Suku Aghori dikenal menjalani kehidupan yang ekstrem, sering kali telanjang, dan memakan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka, termasuk kotoran manusia.

Mereka percaya bahwa tindakan tersebut membantu mereka mencapai pencerahan spiritual.

BACA JUGA:Mengulik Legenda dan Mitos Gunung Penanggungan jawa Timur

5. Yanomami

Suku Yanomami yang tinggal di Brazil mempraktikkan kanibalisme sebagai bagian dari ritual keagamaan.

Bagi mereka, kanibalisme adalah cara untuk menghormati orang yang telah meninggal.

Mereka percaya bahwa dengan memakan daging orang yang dicintai, mereka dapat membantu roh orang tersebut mencapai surga atau reinkarnasi.

Ritual ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap orang yang telah meninggal.

BACA JUGA:Misteri dan Mistis Cikadu, Cianjur: Antara Fakta dan Legenda

 

Meskipun kanibalisme dianggap sebagai tindakan barbar dan tidak beradab oleh banyak masyarakat modern, bagi beberapa suku, praktik ini merupakan bagian integral dari budaya dan kepercayaan mereka.

Isolasi dari peradaban modern dan kepercayaan kuat terhadap tradisi nenek moyang menjadikan praktik ini tetap bertahan hingga zaman modern.

Memahami latar belakang dan alasan di balik praktik tersebut dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang keragaman budaya manusia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: