Risiko dan Keamanan dalam Penggunaan Aplikasi Mobile Banking

Istimewa/internet--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi mobile banking semakin diminati oleh pengguna smartphone.
Dengan aplikasi ini, pengguna dapat melakukan berbagai transaksi perbankan tanpa harus pergi ke ATM atau cabang bank terdekat.
Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat risiko penipuan yang semakin marak terjadi.
Selama tahun lalu, serangan trojan pada mobile banking tercatat mencapai 32 persen bagi pengguna Android.
Kaspersky melaporkan bahwa varian trojan Bian.H menjadi serangan terbanyak dengan total 22 persen.
BACA JUGA:Beasiswa Aperti BUMN 2024: Peluang Emas bagi Mahasiswa Indonesia
Tiga negara yang menjadi tujuan utama serangan ini adalah Afghanistan, Turkmenistan, dan Tajikistan.
Pakar keamanan siber dari Kaspersky, Igor Golovin, mengungkapkan bahwa uang selalu menjadi daya tarik bagi para penjahat siber.
Mayoritas serangan malware didorong oleh motif finansial.
Golovin juga menggarisbawahi bahwa lonjakan malware seluler semakin mengkhawatirkan.
"Dengan munculnya jenis malware yang makin canggih, para penyerang mengembangkan taktik mereka untuk menargetkan perangkat seluler dengan lebih agresif," jelasnya.
BACA JUGA:3 Pilihan Teknologi Unggulan untuk Kesuksesan di Dunia Digital
Phishing merupakan salah satu modus yang banyak digunakan oleh penjahat siber untuk menguras uang korbannya.
Phishing pada pengguna individu tercatat mencapai 30,68 persen, sementara untuk pengguna korporat mencapai 27,32 persen dari total serangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: