Mrngerikan, Baluem Bili: Legenda Hantu Sungai Pemangsa Darah

RAKYATEMPATLAWANG.DOSWAY.ID - Di pedalaman hutan tropis yang rimbun dan sunyi, terdapat sebuah legenda yang menjadi cerita seram di kalangan penduduk setempat.

Legenda tersebut berkisah tentang Baluem Bili, seorang hantu sungai yang konon suka menghisap darah manusia di muara dan lubuk sungai yang angker.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Baluem Bili memiliki penampilan yang menakutkan.

Dipercaya berbentuk kelambu atau tikar pandan di permukaan air, ia dengan liciknya mengintai mangsanya.

BACA JUGA:Burong: Misteri Hantu Penghuni Kuburan dalam Cerita Rakyat Aceh

Ketika seseorang berada di dekat sungai tanpa kewaspadaan yang cukup, Baluem Bili akan muncul dengan cepat, menyeruput darah segar korban tanpa ampun.

Keberadaan Baluem Bili menjadi momok bagi penduduk lokal, membuat mereka waspada setiap kali berada di sekitar sungai yang dianggap angker.

Para nelayan, petani, dan penduduk desa setempat seringkali bercerita tentang kejadian mistis yang terjadi di sekitar sungai, menambah aura misterius legenda Baluem Bili.

Meskipun tak pernah terbukti secara ilmiah, kepercayaan akan Baluem Bili tetap mengakar kuat di kalangan masyarakat setempat.

BACA JUGA:5 Kasus Kriminal di Indonesia yang Sampai Saat Ini Belum Terpecahkan, Apakah Itu?

Beberapa orang bahkan mengklaim telah melihat atau merasakan keberadaan hantu sungai tersebut, meskipun cerita-cerita tersebut sering kali dianggap sebagai hasil dari imajinasi yang liar atau ketakutan belaka.

Bagi penduduk yang hidup di sekitar sungai, cerita tentang Baluem Bili menjadi pengingat akan bahayanya alam liar.

Mereka memandang sungai sebagai tempat yang perlu dihormati dan dijaga dengan hati-hati, demi menjaga keselamatan diri dan keluarga mereka dari ancaman misterius yang tak terlihat.

Dengan kehadiran legenda Baluem Bili, sungai tidak hanya menjadi sumber kehidupan yang vital bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi saksi bisu dari kisah-kisah mistis yang terus hidup di dalam ingatan dan imajinasi mereka. (*)

Sumber: