Suku Bunian di Jambi, Antara Legenda dan Kenyataan

Suku Bunian di Jambi, Antara Legenda dan Kenyataan

Ilustrasi.--

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Suku Bunian di Jambi menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, dengan cerita-cerita yang beredar mengenai kemungkinan bertemu dengan mereka.

Namun, keberadaan mereka sering kali disangkal oleh para peneliti, yang menilai suku ini hanya sebagai legenda atau mitos.

Tidak ada bukti sejarah atau fotor yang mengonfirmasi keberadaan suku Bunian.

Tidak adanya jejak fisik seperti kerangka atau perkuburan semakin memperkuat anggapan bahwa suku Bunian mungkin hanya cerita mistis atau legenda serupa dengan kisah hantu atau makhluk gaib lainnya.

BACA JUGA:Kisah Hebat TKW Cianjur di Arab Saudi: Digaji Puluhan Juta, Lupa Pulang Kampung

Meskipun telah dilakukan beberapa penelitian dan upaya pelacakan, tidak ada yang berhasil menemukan bukti nyata akan keberadaan mereka.

Jika kita merujuk ke Wikipedia, istilah "suku Bunian" atau "orang Bunian" adalah mitos yang dikenal oleh masyarakat Minangkabau, Melayu di Sumatra, Indonesia, dan Malaysia Barat.

Mitos ini menggambarkan orang Bunian sebagai makhluk halus yang menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi seperti rumah-rumah kosong atau hutan yang terpencil.

BACA JUGA:Cerita Horor: Gerakan Shalat oleh Makhluk Tak Kasat Mata di Kos Bandung

Namun, hingga saat ini, tidak ada jejak atau bukti yang memperkuat keberadaan suku Bunian.

Meskipun disebutkan dalam legenda di wilayah Sumatera Barat, Jambi, dan Malaysia, keberadaan mereka tetap menjadi misteri tanpa bukti yang konkret.

Istilah "orang Bunian" kadang-kadang dikaitkan dengan dewa dalam budaya Minangkabau, meskipun konsep "dewa" dalam konteks ini berbeda dengan pengertian dewa dalam agama Hindu atau Buddha.

BACA JUGA:Umar Hasan Berkunjung ke desa Sugihwaras Bukan hanya Silaturahmi Dan Kompanye Simak Disini yang di Lakukanya

Masyarakat Minangkabau juga mengaitkan istilah "kucing" dengan makhluk halus yang tinggal di hutan atau pinggir bukit, dengan aroma khas yang disebut "masakan dewa" atau "samba dewa".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: