Pantangan Menyebut Nama Hewan Laut di Kapal: Mitos dan Tradisi di Bangka Belitung

Pantangan Menyebut Nama Hewan Laut di Kapal: Mitos dan Tradisi di Bangka Belitung

Istimewa/internet --

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Bangka Belitung, sebuah kepulauan yang kaya akan keindahan alamnya, tidak hanya dikenal karena pantai-pantainya yang memukau, tetapi juga karena keberagaman budaya dan tradisi yang unik.

Salah satu tradisi menarik yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat adalah pantangan untuk menyebut nama hewan laut di atas kapal.

Mitos Laut dan Penghormatan Terhadap Roh Laut Konon, masyarakat Bangka Belitung mempercayai bahwa menyebut langsung nama hewan laut seperti ikan atau kepiting di atas kapal dapat mengganggu roh laut.

Dalam pandangan mereka, laut memiliki roh atau entitas gaib yang perlu dihormati.

BACA JUGA:Pentingnya Menjaga Keberlanjutan Lokasi Batu Suci di Bangka Belitung Pantangan Mengambil Batu

Oleh karena itu, dengan menghindari menyebut nama hewan laut, dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada roh laut tersebut.

Harmoni dengan Alam dan Nelayan Lokal Pantangan ini tidak hanya berasal dari kepercayaan akan keberadaan roh laut, tetapi juga terkait dengan keinginan untuk menjaga harmoni dengan alam.

Masyarakat Bangka Belitung, terutama para nelayan, meyakini bahwa dengan mematuhi pantangan ini, mereka dapat mempertahankan keseimbangan ekosistem laut dan memastikan kelimpahan hasil laut.

Tradisi Turun Temurun dan Kearifan Lokal Pantangan menyebut nama hewan laut di atas kapal bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sebuah tradisi turun temurun yang diwarisi dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri Daerah Pasir Putih Bangka Belitung, Ternyata Begini Ceritanya

Nilai-nilai kearifan lokal terkandung dalam tradisi ini, menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Bangka Belitung.

Menjaga Keseimbangan Ekosistem Laut Dalam praktik sehari-hari, nelayan-nelayan lokal cenderung menggunakan istilah umum atau julukan untuk menyebut hewan laut, sebagai pengganti menyebut nama spesifik.

Ini dipercayai dapat mencegah gangguan terhadap roh laut dan memastikan kelangsungan ekosistem laut yang berkelanjutan.

Kesimpulan Pantangan menyebut nama hewan laut di atas kapal di Bangka Belitung bukan hanya sekadar kepercayaan, tetapi juga mencerminkan keterikatan masyarakat dengan alam serta kearifan lokal yang dijunjung tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: