Mengapa Manusia Memiliki Gigi Bungsu? Penjelasan Terkait Evolusi dan Perubahan Pola Makan
Mengapa Manusia Memiliki Gigi Bungsu? Penjelasan Terkait Evolusi dan Perubahan Pola Makan.--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Gigi bungsu, gigi geraham ketiga yang muncul terakhir di mulut manusia antara usia 17 dan 25 tahun, memunculkan pertanyaan tentang relevansinya dalam evolusi manusia.
Ilmuwan menjelaskan bahwa keberadaan gigi bungsu melibatkan sejarah evolusi, perubahan pola makan, dan adaptasi terhadap lingkungan.
Dalam evolusi manusia, gigi bungsu kehilangan keasliannya seiring perubahan pola makan dan evolusi rahang.
BACA JUGA:Rahasia Kota Seribu Sungai! Mengungkap Pesona Tersembunyi Kota Banjarmasin
Gigi bungsu dapat ditelusuri kembali ke nenek moyang awal seperti Australopithecus afarensis, yang hidup sekitar 3 hingga 4 juta tahun yang lalu, dengan rahang dan gigi yang lebih besar dan kuat.
Analisis fosil menunjukkan adaptasi terhadap makanan sulit dikunyah, seperti daging mentah dan tumbuhan keras.
Namun, perubahan pola makan manusia ke makanan yang lebih lunak mengakibatkan evolusi rahang.
Sebagian besar manusia dewasa tidak memiliki keempat gigi bungsu, dan sekitar 25 persen tidak memiliki satupun, dipengaruhi oleh faktor genetik.
BACA JUGA:Terpuruk di Peringkat 10, Performa The Blues Terus Mengecewakan
Evolusi rahang yang lebih kecil juga mempengaruhi pertumbuhan gigi bungsu.
Gigi bungsu dapat menjadi impaksi atau tumbuh tidak tepat, menyebabkan nyeri, kerusakan gigi, atau peradangan gusi.
Meski demikian, jika gigi bungsu tumbuh dengan baik, tidak selalu perlu diangkat.
BACA JUGA:Misteri Sejarah Kota Banjarbaru, Bagaimana Kota Ini Berubah Jadi Ibukota dan Pusat Intan Terkenal?
Perawatan gigi rutin, seperti menyikat gigi dan pemeriksaan dokter gigi, membantu menjaga kesehatan gigi, termasuk gigi bungsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: