Tantangan Lansia di Jepang, Fenomena Kriminalitas dan Perlunya Solusi Holistik
Tantangan Lansia di Jepang, Fenomena Kriminalitas dan Perlunya Solusi Holistik.--
JEPANG, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Banyak lansia di JEPANG terjerat dalam tindak kriminal, menimbulkan keprihatinan akan kualitas hidup mereka.
Tingginya harapan hidup dan proporsi lansia yang mencapai 28,95% penduduk menyiratkan perlunya perhatian terhadap kondisi sosial dan ekonomi mereka.
Menurut Badan Pusat Statistik Jepang, pada tahun 2021, 36,3 juta atau 28,95% penduduk berusia di atas 65 tahun, dengan 90 ribu orang berumur 100 tahun atau lebih.
Meskipun mencatatkan rekor tertinggi, kualitas hidup mereka di masa tua terancam oleh biaya hidup yang tinggi dan kesepian.
Data pemerintah menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali lipat jumlah pelaku kriminal di atas 65 tahun selama dua dekade terakhir.
Lansia, terutama perempuan, secara sukarela masuk penjara mencari kehidupan yang lebih baik.
Contoh kasus Toshio Takata, seorang pensiunan yang memilih penjara sebagai tempat tinggal karena kesulitan finansial, mencerminkan dampak ekonomi pada lapisan masyarakat senior.
BACA JUGA:Musim Keenam 'Tinggal Nama', Kisah Kriminal Penuh Misteri dan Langkah Preventif bagi Pendengar
Pola pikir "penjara membawa kebahagiaan" menjadi faktor yang memperpanjang 'lingkaran setan' kriminalitas lansia.
Mayoritas tahanan lansia, terutama perempuan, memilih penjara untuk mengatasi kesepian dan mencari kebahagiaan.
Kasus Takako Suzuki mencerminkan dampak sosial dan psikologis yang mendorong lansia untuk melakukan tindakan kriminal.
Meskipun pemerintah Jepang mencoba merehabilitasi narapidana, langkah ini dianggap belum cukup.
BACA JUGA:Sinkronisasi Pembangunan Daerah, Kesepakatan Kerjasama Antara Pemkab Empat Lawang dan Forum CSR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: