Nggak Habis Pikir, Benarkah Situs Megalitikum Gunung Padang di Bangun Zaman Nabi Ibrahim?
Nggak Habis Pikir, Benarkah Situs Megalitikum Gunung Padang di Bangun Zaman Nabi Ibrahim?--
RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID -
Nggak Habis Pikir, Benarkah Situs Megalitikum Gunung Padang di Bangun Zaman Nabi Ibrahim?
Situs Gunung Padang, Kebudayaan Megalitikum, dan Hubungannya dengan Zaman Nabi Ibrahim.
Sejarah Indonesia kaya akan peninggalan budaya yang mempesona, salah satunya adalah Situs Gunung Padang.
Situs ini merupakan salah satu kompleks megalitikum terbesar di dunia, dan telah menjadi objek penelitian dan perdebatan yang mendalam.
BACA JUGA:Misteri Mitos Bunga Sandar Nyawa (Edelweiss) di Gunung Rinjani
Namun, apa yang membuatnya begitu menarik adalah klaim bahwa situs ini dibangun pada zaman Nabi Ibrahim, berabad-abad sebelum era megalitikum.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi latar belakang situs Gunung Padang, kebudayaan megalitikum, dan kontroversi seputar klaim tentang hubungannya dengan zaman Nabi Ibrahim.
Situs Gunung Padang di Cianjur, yang terdiri dari punden berundak atau tumpukan batu yang bertahap, menarik perhatian banyak orang karena usianya yang sangat tua, diperkirakan mencapai 5000 tahun Sebelum Masehi.
Hal ini memicu spekulasi bahwa situs ini bisa jadi dibangun pada zaman Nabi Ibrahim.
BACA JUGA:Misteri Gunung Tambora: Mitos, Legenda dan Dampak Letusan Dahsyatnya
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, usia sekitar 5000 tahun tersebut mengindikasikan bahwa situs Gunung Padang mungkin telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim.
Pernyataan ini telah menambah keunikan dan ketertarikan terhadap situs ini.
Namun, Situs Gunung Padang bukan hanya sebuah tempat bagi para peneliti atau ilmuwan saja.
Arief Yahya berpendapat bahwa dengan menggabungkan sains (bagian otak kiri) dengan legenda yang sering kali melibatkan perasaan (bagian otak kanan), kita dapat meraih pemahaman yang lebih mendalam tentang situs ini.
Sebagai Menpar yang baru, Arief Yahya berkomitmen untuk mengembangkan dan merawat situs Gunung Padang ini.
BACA JUGA:Misteri Gunung Tambora: Mitos, Legenda dan Dampak Letusan Dahsyatnya
Dia percaya bahwa dalam prosesnya, kita bisa mengungkap temuan-temuan luar biasa yang terkait dengan sejarah dan budaya.
Situs Gunung Padang merupakan salah satu situs prasejarah yang menjadi warisan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat.
Situs ini terletak di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Untuk mencapainya, Anda dapat pergi sekitar 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan WarungKondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
BACA JUGA:Mitos Aik Kalak, Tempat Pemandian Sejarah di Lombok
Menurut koordinator pengelola situs, Nanag, tingkatan usia situs Gunung Padang mencakup 2500 SM untuk level atas, 7000 SM untuk undukan tengah, dan 11 ribu tahun SM untuk tingkat bawahnya.
Informasi ini menjadikan situs ini sebagai potensi penemuan sejarah yang sangat berharga dan menarik bagi para peneliti dan pengunjung.
M Nuh Sebut Gunung Padang Sejak Zaman Nabi Ibrahim
Situs Gunung Padang, yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi saksi bisu dari sejarah panjang Indonesia.
BACA JUGA:Mitos Aik Kalak, Tempat Pemandian Sejarah di Lombok
Pada tanggal 17 September 2014 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengunjungi situs ini dan mengungkapkan bahwa Gunung Padang telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim.
Kunjungan Menteri Nuh ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk meresmikan Situs Gunung Padang sebagai warisan budaya Indonesia.
Selain itu, ia juga mencanangkan pentingnya melanjutkan penelitian, konservasi, dan promosi terkait situs ini.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Nuh menyatakan, "Alhamdulillah hari ini bisa meninjau langsung ke situs gunung padang yang diperkirakan sudah ada pada ribuan tahun sebelum masehi (SM)."
BACA JUGA:Mitos Aik Kalak, Tempat Pemandian Sejarah di Lombok
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya situs ini dalam konteks sejarah Indonesia.
Menteri Nuh juga menjelaskan bahwa untuk membuktikan warisan budaya dan peradaban Indonesia, proses ini melibatkan tiga fase utama.
Fase pertama adalah penelitian, yang harus didasarkan pada hipotesis akademik. Proses penelitian ini penting untuk membuktikan secara ilmiah bahwa Situs Gunung Padang memang ada pada ribuan tahun sebelum masehi.
Fase kedua adalah konservasi, yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi situs ini. Fase ketiga adalah promosi, di mana pemerintah dan para ahli berusaha mempublikasikan penemuan ini kepada dunia.
Menteri Nuh juga menekankan peran TNI dalam upaya ini, karena mereka komitmen untuk membantu melindungi dan mengungkapkan sejarah yang luar biasa dari perspektif geologi.
BACA JUGA:Kehidupan Tersembunyi di Benua Es Antartika: Adaptasi dan Penemuan Terkini
Terakhir, Menteri Nuh menyampaikan rasa bangga bahwa peninggalan ini, yang dapat ditelusuri kembali ke zaman Nabi Ibrahim, ada di Indonesia.
Ini adalah tanda positif bahwa sejarah Indonesia memiliki akar yang dalam dan membanggakan.
Situs Gunung Padang adalah salah satu bukti nyata kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dipromosikan kepada dunia.
Melalui upaya konservasi dan penelitian yang cermat, kita dapat terus mengungkap misteri dan kekayaan yang terkandung di dalamnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: