Temuan Misterius di Situs Gunung Padang, Jejak Pusaka Kuno di Indonesia

Temuan Misterius di Situs Gunung Padang, Jejak Pusaka Kuno di Indonesia

Temuan Misterius di Situs Gunung Padang, Jejak Pusaka Kuno di Indonesia--

Temuan Misterius di Situs Gunung Padang, Jejak Pusaka Kuno di Indonesia

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Situs Gunung Padang, yang terletak di Desa Karyamukti, telah menjadi tempat penemuan yang mengesankan dengan mengungkap sejumlah artefak misterius yang mengungkap jejak peradaban kuno di Indonesia. 

Situs ini memiliki bentuk menyerupai punden berundak seperti piramida, dengan luas mencapai 900 meter persegi dan tinggi sekitar 100 meter dari kaki bukit. 

Temuan-temuan menarik di situs ini telah membuka pintu wawasan baru tentang sejarah manusia di Indonesia dan dunia.

BACA JUGA:Harta Karun Purbakala di Situs Gunung Padang, Cianjur: Misteri dan Temuan Berharga

Salah satu temuan yang paling menarik adalah koin-koin kuno yang terbuat dari logam perunggu. Koin-koin ini memiliki ukuran sekitar 1,7 cm dengan permukaan yang didominasi warna hijau.

Ketika diperiksa dengan kaca pembesar, permukaan koin ini mengungkapkan wujud sosok manusia yang misterius. 

Yang lebih mengejutkan lagi, ada ukiran lingkaran sebanyak 84 buah dengan diameter sekitar 0,11 milimeter di permukaan koin ini. 

Ditemukan dari kedalaman 11 meter dari puncak situs, koin-koin ini diduga kuat berusia ribuan tahun sebelum Masehi. 

BACA JUGA:Legenda Pangeran Samber Nyawa dan Perjuangan di Gunung Gambar

Meskipun ada pendapat yang menyebutkan kemiripan dengan mata uang Belanda, argumen yang paling kuat adalah bahwa mereka mungkin bukan alat tukar, melainkan logam amulet dengan kekuatan magis. 

Apapun fungsi asli koin-koin ini, temuan ini sangat berharga untuk memahami kehidupan di masa lalu.

Selain koin-koin berharga, Situs Gunung Padang juga mengungkapkan artefak lain seperti beliung persegi, atau kapak batu, dan batu yang mirip dengan kujang. Namun, belum ada temuan fosil binatang purba atau manusia purba di situs ini. 

Hal ini mungkin disebabkan oleh tanah subur di sekitar situs yang memungkinkan makhluk hidup yang mati terurai dengan cepat, daripada membentuk fosil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: