Misteri Rawa Pening Kisah Alam dan Cerita yang Menyertainya, Baru Klinting Hingga Kerajaan Ghaib

Misteri Rawa Pening Kisah Alam dan Cerita yang Menyertainya, Baru Klinting Hingga Kerajaan Ghaib

Misteri Rawa Pening Kisah Alam dan Cerita yang Menyertainya, Baru Klinting Hingga Kerajaan Ghaib--

BACA JUGA:Tol Angker Jakarta Bandung? Nih, Kisah Jalan Tol Cipularang Bikin Bulu Kuduk Merinding Sepanjang Perjalanan

Rawa Pening adalah cerminan keajaiban alam dan warisan budaya yang kaya di Tanah Jawa. Melalui legenda dan pesona alamnya, Rawa Pening terus menarik pengunjung dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan keindahan dan merasakan keajaibannya. Tempat ini bukan hanya menjadi titik menarik bagi para pelancong, tetapi juga sebuah jendela ke dalam sejarah, budaya, dan keindahan alam yang tak terlupakan di Indonesia.

Rawa Pening, sebuah perjalanan yang mengagumkan untuk mengeksplorasi kecantikan alam semesta, adalah salah satu tempat tersembunyi yang patut dikunjungi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Secara ilmiah, danau ini terbentuk dari pergeseran lempeng bumi sejak zaman Plestosen, namun, ketika kita menjelajahi warisan budaya dan cerita mistis yang menyertainya, muncul kisah-kisah yang mendalam.

Danau Rawa Pening adalah lebih dari sekadar danau; ini adalah tempat di mana alam dan budaya berkumpul menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Legenda Baru Klinting, Anak Sakti yang Berubah Menjadi Naga

BACA JUGA:Tol Angker Jakarta Bandung? Nih, Kisah Jalan Tol Cipularang Bikin Bulu Kuduk Merinding Sepanjang Perjalanan

Menurut legenda yang diceritakan turun-temurun, Rawa Pening berasal dari muntahan air yang berasal dari bekas lidi yang dicabut oleh seorang anak sakti bernama Baru Klinting. 

Baru Klinting, yang namanya bermakna "naga lonceng," memiliki kemampuan luar biasa untuk berubah wujud menjadi naga.

Kisah dimulai dengan Baru Klinting ditinggal oleh bapaknya, Ki Hajar, yang pergi bertapa di Gunung Telomoyo saat Baru Klinting masih dalam kandungan. 

Setelah lahir dan beranjak dewasa, Baru Klinting memutuskan untuk menyusul sang bapak yang sedang bertapa di gunung tersebut. 

BACA JUGA:Misteri Orang Bunian dalam Kepercayaan Masyarakat Minang dan Melayu, Makhluk Menyerupai Manusia

Ibunya memberikannya sebuah lonceng untuk memberi isyarat bahwa ia adalah anak Ki Hajar.

Namun, saat Baru Klinting tiba di Gunung Telomoyo dan menunjukkan lonceng dari ibunya kepada Ki Hajar, sang ayah malah memerintahkannya untuk melingkarkan tubuhnya di sekitar gunung. Baru Klinting pun mengambil wujud naga, namun karena tak sampai, ia menjulurkan lidah naganya. 

Ki Hajar kemudian memotong lidah ini dengan keris sakti, dan lidah tersebut menjelma menjadi Tombak Baru Klinting yang terkenal sakti di Jawa.

Menghancurkan Desa dengan Lidi Ajaib

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: