VIRAL! Kilatan Cahaya Misterius di Langit Maroko Sebelum Gempa Mematikan

VIRAL! Kilatan Cahaya Misterius di Langit Maroko Sebelum Gempa Mematikan

Gambar Hanya Ilustrasi.-Istimewa-

VIRAL! Kilatan Cahaya Misterius di Langit Maroko Sebelum Gempa Mematikan

JAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Gempa Maroko dengan magnitudo 6,8 yang mengguncang pada 8 September 2023 telah mengakibatkan lebih dari 2.000 korban jiwa. 

Proses pencarian korban masih berlanjut, dipersulit oleh banyaknya bangunan yang roboh akibat gempa tersebut.

Namun, selain tragisnya kejadian ini, peristiwa yang lebih mengherankan adalah munculnya fenomena cahaya biru misterius di langit Maroko sebelum gempa mematikan itu terjadi. 

BACA JUGA:Harta Karun Timbunan Emas Jenderal Yamashita di Indonesia Bukan Omong Kosong, Ini Buktinya!

Video dan gambar dari cahaya tersebut mulai bermunculan di media sosial, yang diambil dari kamera CCTV yang dipasang di rumah seseorang di kota Agadir, Maroko.

Fenomena ini tidak terjadi untuk pertama kalinya, karena serupa dengan yang terjadi sebelum gempa bumi dahsyat di Turki pada bulan Februari. 

Menurut sejumlah ahli yang dilansir dari berbagai sumber menyebutkan, fenomena ini dikenal sebagai Earthquake Lights (EQL), yang biasanya muncul di daerah-daerah dekat tekanan tektonik, aktivitas seismik, atau wilayah dengan letusan gunung berapi aktif.

EQL ini telah diamati selama ribuan tahun, bahkan sejak tahun 89 SM, menurut laporan dari USGS. Mereka dapat berwujud seperti kilatan lembaran, bola cahaya, pita, atau cahaya tetap, dan umumnya dikaitkan dengan gempa bumi. 

BACA JUGA:Misteri 6 Ribu Ton Emas Harta Karun Yamashita yang Tersimpan di Indonesia, Berikut Ciri-ciri Lokasinya!

Namun, para ahli geofisika memiliki pandangan berbeda tentang sejauh mana laporan-laporan individu tentang pencahayaan yang tidak biasa tersebut dapat dianggap sebagai EQL yang sah.

Beberapa ahli menduga bahwa cahaya ini disebabkan oleh muatan listrik yang diaktifkan pada jenis batuan tertentu selama aktivitas seismik. 

Sebagai contoh, batuan basal dan gabbro memiliki cacat kecil pada kristalnya yang dapat melepaskan muatan listrik ke udara. 

Namun, kondisi yang memungkinkan terjadinya cahaya ini hanya terjadi pada sekitar 0,5 persen dari gempa bumi di seluruh dunia, menjelaskan mengapa fenomena ini relatif jarang terjadi.

BACA JUGA:Legenda Datuk Darah Putih, Kisah Keberanian dan Pengorbanan di Jambi

Beberapa ilmuwan juga telah mencoba menciptakan kembali fenomena cahaya gempa ini di laboratorium, namun masih terdapat perdebatan tentang penyebab sebenarnya. 

Dalam konteks ini, teori piezoelektrik dan teori gesekan antar butiran menjadi bahan perdebatan yang masih berlanjut dalam ilmu geofisika.

Dengan demikian, meskipun cahaya gempa menawarkan pemahaman menarik tentang aktivitas seismik dan geologi, misteri di balik fenomena ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dipecahkan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: