3 Artis Alami Pengalaman Mistis saat Konser di Kota Gaib Saranjana, Penonton Hilang Misterius dalam Sekejap
Artis Indonesia--
BACA JUGA:Misteri dan Keangkeran Istana Keraton di Kawah Gunung Merapi
Ia menyadari bahwa penonton yang aktif mendengarkan lagunya berada di bagian tengah hingga depan, sedangkan di bagian tengah hingga belakang terlihat penonton yang pasif.
Saat sedang bernyanyi, tiba-tiba sebagian penonton menghilang secara misterius dengan sangat cepat.
"Seperti yang telah diberitahu sebelumnya, ketika aku sedang bernyanyi dan berbalik lagi ke penonton, tiba-tiba setengah penonton menghilang dalam hitungan 1 menit.
"Aku hanya bertanya-tanya, siapa sebenarnya penonton yang diam saja dari baris tengah ke belakang," jelasnya.
BACA JUGA:Lemparkan Koin Rezeki Lancar: Misteri Kuda Putih dan Keajaiban Desa Mata Pao Sumatera Utara
"Itu tempatnya sangat rapat, untuk pergi dari sana memerlukan proses dan waktu, namun ini langsung menghilang dengan cepat. Sungguh aneh," lanjut Tantri.
Ia menceritakan bahwa memang benar Tantri pernah mendengar kisah tentang kota yang misterius hilang di daerah tersebut.
"Pernahkah kamu mendengar kisah tentang kota misterius yang tiba-tiba menghilang dari peta? Kita akhirnya merasa takut.
Saat itu, kami berempat tidur dalam satu kamar seperti sarden, karena hotel kami dekat dengan pantai," tambahnya.
BACA JUGA:Legenda Asal Mula Desa Mata Pao, Kisah Tentang Kekayaan, Kesombongan dan Pengorbanan
Mengenai kota yang hilang di Kota Baru, Tantri Kotak menjelaskan melalui kanal YouTube NT TV bahwa pada zaman kolonial Belanda, terdapat kota bernama Kota Saranjana yang masih tercatat dalam peta dengan nama Tandjong Serandjana. Dosen dari Universitas Lambung Mangkurat memaparkan hal ini.
Peta yang dibuat oleh seorang Naturalisasi Jerman bernama Salomon Mueller pada tahun 1845 M masih menunjukkan adanya wilayah Tandjong Serandjana di selatan Pulau Laut, dikelilingi oleh Pulau Kerumpoetan dan Pulau Kijang di Kalimantan Selatan.
Peta ini dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan oleh Staatsbibliothek zu Berlin.
Peta ini juga pernah diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Nusantara milik pemerintah Republik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: