Ombak Bono Sungai Kampar: Dari Favorit Peselancar Hingga Mitos Tujuh Hantu Penghanur Kapal

PEKANBARU, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Banyak destinasi wisata di Provinsi Riau yang memikat wisatawan. Salahsatunya adalah Ombak Bono, yang diambil dari bahasa lokal yang berarti berani.

Ombak bono ini merupakan fenomena alam yang terjadi di Sungai Kampar, Riau. Ini adalah gelombang besar yang muncul tiba-tiba saat pasang air laut memasuki muara Sungai.

Gelombang ini sering menjadi daya tarik bagi para peselancar dan penggemar olahraga air ekstrem.

BACA JUGA:Dukun Sakti dan Cahaya Kilau Pohon Roh: Kisah Mistis dari Jawa Barat

Para peselancar internasional untuk mencoba berselancar di sungai tersebut dan bahkan mencetak rekor dunia.

Fenomena ini terjadi akibat pertemuan arus sungai dan arus laut, yang menghasilkan ombak besar bergulung-gulung di sungai.

Ombak bono bisa mencapai tinggi 4-5 meter dan bergerak sepanjang 50-60 kilometer di sepanjang daerah aliran sungai.

BACA JUGA:Cerita Mistis Pertemuan Pendaki dengan Orang Bunian di Gunung Jawa Barat, Bikin Kamu Takut

Bono terbentuk akibat pertemuan tiga arus di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China Selatan.

Gelombang dari Selat Malaka dan Laut China Selatan menerobos ke muara sungai, menghasilkan ombak besar setinggi 4-5 meter yang dapat menyebabkan erosi dan banjir di wilayah sekitar.

Fenomena bono tak terjadi setiap hari, yang mana hanya terjadi pada bulan purnama dan dapat disaksikan pada Oktober hingga Desember serta Februari hingga Maret.

BACA JUGA:Kisah Mistis Pendaki Gunung Merbabu, Yogyakarta: Diterpa Kabut dan Suara-Suara Aneh

Ombak bono telah menjadi daya tarik pariwisata Provinsi Riau, dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan menggelar event tahunan seperti International Bono Surfing Festival.

Pencapaian rekor dunia berselancar terlama di bono Sungai Kampar pernah dilakukan oleh peselancar Inggris, Steve King, dan juara dunia Australia, James Cotton.

Sumber: