Mitos Buaya Putih Sungai Siak: Simbol Persaudaraan Manusia dan Makhluk Halus

Mereka percaya bahwa buaya putih tersebut sebenarnya adalah makhluk yang tersesat atau berada di bawah kutukan yang tidak mereka ketahui. Dengan niat mulia, Dewi Larasati dan Raden Wijaya berusaha mencari tahu lebih banyak tentang buaya putih itu.

Setelah melakukan penelusuran dan mengumpulkan informasi dari para tetua dan dukun di desa, mereka menemukan bahwa buaya putih itu adalah sosok makhluk halus yang pernah menjadi manusia.

Konon, seseorang yang pernah menyakiti atau memperlakukan buruk makhluk tersebut hingga menjadikannya buaya putih.

BACA JUGA:Diluar Nalar! Ini 6 Tempat Angker di Lampung, Ada Apa?

Dewi Larasati dan Raden Wijaya pun berdiskusi dan memutuskan untuk mencoba meredakan kemarahan buaya putih dengan cara baik.

Mereka pergi ke tepi sungai tempat buaya putih sering muncul dan mencoba berbicara dengan lembut, mengajaknya untuk mengampuni manusia atas kesalahan masa lalu.

Beberapa waktu berlalu, buaya putih itu benar-benar mulai menunjukkan perubahan perilaku.

BACA JUGA:Mitos dan Fakta Saranjana, Kota Gaib di Kota Baru Kalimantan Selatan

Ia tidak lagi menyerang warga desa atau hewan ternak. Dewi Larasati dan Raden Wijaya terus memelihara hubungan baik dengan buaya putih, sehingga akhirnya ia menjadi pelindung dan penjaga sungai dan desa.

Berita tentang perubahan sikap buaya putih menyebar ke seluruh penjuru desa. Warga desa menjadi terinspirasi oleh perbuatan mulia Dewi Larasati dan Raden Wijaya, dan mereka belajar untuk hidup berdampingan dengan makhluk halus lainnya dengan penuh rasa hormat dan kearifan lokal.

BACA JUGA:4 Lokasi di Pulau Jawa yang Dikuasai Kerajaan Jin

Sejak saat itu, legenda tentang Dewi Larasati dan Raden Wijaya yang berhasil menjinakkan buaya putih menjadi cerita yang melegenda di sekitar Sungai Siak.

Kedua sosok ini dihormati sebagai simbol persaudaraan antara manusia dan makhluk halus serta keberanian dalam menghadapi ketakutan. (cw1)

Sumber: