OPINI: Pemilih yang Cerdas Melahirkan Wakil yang Berkualitas

OPINI: Pemilih yang Cerdas Melahirkan Wakil yang Berkualitas

Herliansyah, S.I.Kom-FOTO: ANITA-REL

Menjelang 232 hari saat tulisan ini dibuat, bangsa Indonesia akan mengelar kembali pesta demokrasi Serentak, tepatnya  14 Februari 2024. 

Pagelaran panggung politik dengan skala  yang sangat besar tentu akan membuat hiruk-pikuk tatanan sosial bergejolak.

Berkaca dalam pesta demokrasi sebelum-sebelumnya gejolak masyarakat terhadap tokoh yang akan bekompetisi membuat blok-blok atau golongan-golongan di lingkungan masyarakat bersitegang. 

Tentu dengan harapan yang besar kita semua mengharapkan seluruh masyakat Indonesia lebih cerdas dalam menyikapi perbedaan pilihan untuk Bangsa Indonesia yang lebih baik, harmonis, dan pluralis.

BACA JUGA:OPINI: Momentum Lahirnya Komisioner Bawaslu yang Berintegritas

Sikap fanatik terhadap tokoh yang berkontestasi di pangung politik sangat kentara kita rasakan di daerah.

Pemahaman warga yang masih relatif dini acapkali dimanfaatkan untuk didoktrin degan sikap yang berlebihan dan berujung menimbulkan ketegangan bahkan sampai menimbulkan konflik. Hal semacam ini yang kita hindari. 

Seharusnya yang berpengetahuan lebih dewasa akan mendewasakan, yang cerdas akan mencerdaskan, yang berkepentingan akan mementingkan, dan yang sadar akan menyadarkan agar terciptanya tujuan bangsa Indonesia yang termaktub dalam UUD 1945.

Indonesia merupakan rumah kita bersama dan daerah-daerahnya menjadi kamar yang seharusnya menjadi tempat kita menetap dengan tenang. 

BACA JUGA:Siapa Kaesang? Kok Ngak Mau Terjun Politik Saja Banjir Dukungan

Kita harus memimilih keterwakilan kita (eksekutif maupun legislatif) dengan kualifikasi yang jelas, baik berupa pendidikan, tujuan, bahkan pemahaman mengenai tugas pokok dan fungsi sebagai pemangku amanat tersebut. 

Karena kita menitipkan nasib keberlangsungan Negara atau daerah kita melalui kebijakan atau keputusan-keputasan yang mereka buat.

Tokoh tersebut harus memahami betul apa yang menjadi tanggung jawabnya bukan hanya sebatas kondangan atau menghadiri acara-acara yang sifatnya seremonial saja.

Ada tanggung jawab yang harus direalisasikan baik itu visi misi waktu pencalonan, tugas yang tersurat dalam undang-undang berkenaan tupoksi, bahkan ada moral yang harus dipegang teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: